Dewan Minta Pasar Tengok Segera Dibangun

KEBUMEN – Kondisi Pasar Tengok di Desa Giwangretno, Kecamatan Sruweng, yang sangat memprihatinkan menjadi perhatian DPRD Kebumen. Pasar tradisional yang berada dibawah naungan UPT 3 Pasar Karanganyar itu tidak layak menjadi tempat jual beli. Pasalnya, keberadaan sampah yang menumpuk, semakin hari kian menggunung. Akibatnya, bau busuk langsung tercium begitu masuk ke dalam pasar yang berada di barat Mapolsek Sruweng itu.

Menurut informasi yang dihimpun, sampah-sampah itu sudah lama tidak pernah diangkut diangkut untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan terkesan dibiarkan begitu saja. Parahnya lagi, instansi terkait yang mengelola pengangkutan sampah terkesan tutup mata atas kejadian tersebut. Padahal nyaring terdengar slogan ‘nek pasare resik rejekine apik, nek pasare aman pembelinya nyaman.

Hasil sisa dari limbah lapak pedagang dan rumah tangga, berada di tempat pembuangan sampah sudah sangat menumpuk. Namun, sampah-sampah itu lebih banyak berada diluar bak tempat pembuangan sampah. Bahkan tidak jarang warga yang melintas harus menutup hidung karena aroma yang tidak sedap.

Kondisi pasar semakin parah saat hujan turun, hampir dipastikan didalam pasar terendam banjir. Saat banjir menggenang bau tak sedap semakin kuat. Penyebabnya, karena banyaknya timbunan sampah yang ikut terbawa banjir masuk ke dalam pasar.

Bukan kali ini saja banjir menggenangi pasar tradisional itu. Namun, sudah terjadi sejak bertahun-tahun lalu, setiap turun hujan dengan durasi cukup lama genangan air langsung masuk ke area pasar. Penyebabnya, saluran drainase di pasar tersebut sama sekali tidak berfungsi sehingga setiap banjir surutnya sangat lama.

Harapan Bupati Buyar Winarso yang ingin menjadikan pasar tradisional di Kebumen nyaman, sepertinya ibarat jauh panggang dari api. Pasalnya, baik pengelola maupun pedagang pasar tradisional seolah cuek dengan kebersihan lingkungannya. Sejak 2011, Pemkab Kebumen telah melakukan revitalisasi 17 pasar daerah. Namun, rupanya Pasar Tengok luput dari perhatian.

Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhsinun, menyayangkan Pemkab Kebumen yang lamban menangani Pasar Tengok. “Bagaimanapun juga pasar adalah urat nadi ekonomi masyarakat. Seharusnya ini sudah ditangani dari dulu. Tidak dibiarkan seperti ini,” sesal Muhsinun, di ruang kerjanya, Rabu (7/1).

Anggota Komisi B ini, meminta Pemkab Kebumen segera membangun pasar tersebut agar lebih representatif. “Tetapi tentunya tidak asal bangun, harus dipikirkan juga saluran drainasenya. Sampahnya juga rutin diangkut. Jangan sampai setelah dibangun nantinya tidak perubahan juga,” pintanya.

Untuk penanganan jangka pendek, Muhsinun meminta Pemkab Kebumen agar sampah-sampah yang menumpuk dibersihkan dan diangkut ke TPA. “Ya, sampah-sampah itu harus segera diangkut setiap hari, jangan dibiarkan menumpuk terlalu lama,” ujarnya.

Sejumlah pedagang di Pasar Tengok mengaku terpaksa tetap berjualan di tempat itu karena tidak memilki tempat usaha di tempat lain. Mereka berharap pasar tempat menggantungkan hidupnya itu segera dibangun.

Murni (58), salah satu pedagang mengaku terpaksa tetap berjualan disana, karena tidak mempunyai tempat berjualan di lokasi lain. Ia juga menyesalkan kondisi itu, padahal setiap harinya dia selalu membayar retribusi. “Katanya mau dibangun, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda,” sesal pedagang sayuran, asal Desa Sidoharjo, Kecamatan Puring ini.

Rofi’i (40), penjual tempe, mengaku sangat dirugikan dengan kondisi pasar yang tidak layak menjadi lokasi berjualan itu. Dia meminta pemerintah segera membangun Pasar Tengok, agar suasanya pasar lebih nyaman untuk berjualan, sehingga pembeli juga mau datang berbelanja di pasar tradisional tersebut.

Terpisah, Sekda Adi Pandoyo, menegaskan Pasar Tengok akan segera dibangun. Sebenarnya, kata Sekda, pembangunan pasar tersebut akan dilakukan pada tahun anggaran 2014. Namun, rencana tersebut batal dan akan dilakukan dalam waktu dekat. “Memang sudah direncanakan akan dibangun,” tegasnya.(ori)

sumber : radarbanyumas.co.id

FOTO-A312.jpg