Pandan Suci Cakra Buana Gelar Ritual di Punden Gedibrah

KEBUMEN – Sedikitnya 20 orang yang tergabung dalam Paguyuban dan Persaudaraan Spritual Cinta Indonesia (Pandan Suci) Cakra Buana Kebumen menggelar ritual di Punden Gedibrah Desa Podoluhur, Kecamatan Klirong, baru-baru ini.

Ki Mujiono, penasihat Pandan Suci Cakra Buana mengatakan, ritual tersebut merupakan doa keselamatan sebagai rasa syukur kepada Sang Pencipta, atas karunia yang telah diberikan selama 2014. Selain itu, doa bersama dalam rangka mengisi tahun baru itu untuk meminta keselamatan dan kebaikan di tahun 2015. Ki Mujiono yang juga warga Dukuh Kedungwaru Desa Kedawung RT 1 RW 2 Kecamatan Klirong itu mengemukakan, semakin tahun tantangan yang dihadapi manusia semakin bertambah, sehingga penting untuk mengawalinya dengan doa. “Dengan memanjatkan doa, diharapkan perjalanan ke depan menjadi lebih mudah,” tuturnya.

Guru SD 2 Karanggayam ini menambahkan, pemilihan tempat doa dan ritual di Punden Gedibrah itu dengan alasan, makam tersebut merupakan makan tertua keturunan dari R Sutawijaya. Kirab Sesaji Punden tersebut merupakan makam Madusena yang masih memiliki trah dengan Kerajaan Mataram, Yogyakarta. “Makam Gedibrah juga merupakan makam wingit di Kabupaten Kebumen,” imbuhnya.

Gus Ainul Yakin, Ketua Pandan Suci Cakra Buana mengatakan, acara doa dimulai dengan kirab dengan membawa sesaji dan pusaka dari jalan menuju makam. Selanjutnya dipanjatkan doa keselamatan dengan cara Islam. Setelah acara doa selesai dilanjutkan dengan ritual. Sesaji tersebut terdiri atas tumpeng kuat, ingkung ayam, sayuran, tempe, jajan pasar serta lainnya. Dalam ritual terdapat tiga peserta yang kerasukan roh leluhur dan menjadi media komunikasi antara manusia dengan mahluk gaib tersebut. “Leluhur berpesan kepada kita agar pada 2015, masyarakat Kebumen selalu eling lan waspada, (ingat dan waspada),” ucapnya.

Kidung Pamungkas, Pelaksanaan Harian Paguyuban Cakra Buanan menuturkan, beberapa wejangan dari leluhur di mana pada tahun ini banyak orang yang terpeleset. Artinya banyak terjadi musibah dan bencana alam. Karena itu, sebagai manusia hendaklah selalu ingat dan berdoa kepada sang pencipta. “Kedekatan manusia dengan Sang Pencipta merupakan benteng terbaik keselamatan,” kata Kidung Pamungkas. (K5-78)

 

sumber : suaramerdeka.com