Indeks Pembangunan Gender Rangking 32 Se-Jateng

 

KEBUMEN - Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Kebumen masih rangking 32 dari 35 kabupaten/kota di Jateng. Wakil Bupati Kebumen Djuwarni menekankan pentingnya kebersamaan membangun bagi kalangan perempuan. Bahkan untuk menyalip laki-laki, namun agar ada kesetaraan gender. Hal itu dikemukakan oleh Djuwarni saat membuka Lokakarya bertema "Membedah Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Kebumen" di ruang Jatijajar, Kompleks Pendapa Rumah Dinas Bupati Kebumen, baru-baru ini.

Menurutnya, gender akan mencapai kesetaraan jika kalangan perempuan dan laki-laki saling mendukung di lingkungannya masing-masing. Misalnya, dalam melakukan pekerjaan rumah tangga, di mana untuk urusan dapur umumnya ditangani kalangan pekerjaan itu bisa dilakukan oleh laki-laki.

"Pekerjaan rumah tangga itu tidak ada jenis kelaminnya. Jadi, di luar kodrat perempuan bisa ditangani oleh laki-laki," kata Djuwarni.

Kodrat perempuan itu yakni menstruasi, hamil, melainkan dan menyusui.

Dalam kesempatan itu, Djuwarni pun mengapresiasi kalangan laki-laki yang mengikuti lokakarya tersebut, karena jumlahnya lebih banyak dari perempuan. Hal itu diharapkan menjadi pertanda meningkatnya perhatian laki-laki terhadap gender.

Disparitas Gender

Di sisi lain, pihaknya masih prihatin karena kegiatan yang mengarah pada pembangunan masih kurang dilakukan oleh kalangan perempuan. Untuk itu Djuwarni meminta agar hal tersebut ditingkatkan. "Selama ini, kebanyakan yang dilakukan oleh kalangan ibu-ibu adalah arisan," imbuh Djuwarni.

Pencapaian pembangunan gender, antara lain terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender (KKG) yang ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. Di samping itu persamaan status dan adil dari pembangunan. Di samping itu persamaan status dan kedudukan  merujuk pada tidak adanya perbedaan hak dan kewajiban antara perempuan dan laki-laki yang tidak hanya dijamin oleh perundang-undangan, tetapi dalam juga dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Lokakarya itu dipandu oleh Ketua Forum Jejak Gender Walet Kebumen, Yusuf Murtiono dengan menampilkan pembicara Ika Kusuma Siswandari yang menyampaikan materi tentang disparitas gender. Selain itu, dari perwakilan dari Biro Pusat Statistik dan Bappeda Kabupaten Kebumen. (B3-32)

sumber : suaramerdeka