Tanaman di Sempadan Sungai Dibersihkan

 

KEBUMEN - Tanaman di sempadan atau tanggul sungai dibersihkan petugas dari Balai Besar Probolo. Berbagai jenis tanaman yang tumbuh di dalam parapet itu ditebang, seperti pohon pisang, jabon dan bambu. Kondisi itu tampak di Sungai Kedungbener, Kebumen.

Lahan di kanan kiri sungai itu sebelumnya dimanfaatkan warga untuk ditanami berbagai jenis tanaman. Terutama tanaman keras, menghambat aliran sungai saat debit air tinggi. Akibatnya, laju air yang terhambat itu meluap.

"Terutama akibat sangkrah sampah. Dan, begitu parapet dilimpasi air, maka parapet mudah ambrol," kata Kasi sungai pada Bidang Sungai dan Pantai Dinas Sumber Daya Air Energi Sumber Daya Mineral (SDAESDM) Kabupaten Kebumen, Saeful Amri.

Setelah Sungai Kedungbener, sungai yang terdapat parapet, yakni Sungai Gebang, Gentan, Karanganyar, Kemit, kethek, Turus, Jatinegaa, dan Sungai Ijo.

Saeful menjelaskan, parapet berguna untuk mencegah air meluap. Dan, keberadaan tanaman di sempadan sungai merusak parapet. Tidak hanya karena akar tanaman yagn bisa menjebol pondasi parapet. Pohon yang ambruk juga merusak parapet.

Terkait pembersihan tanaman di sempadan sungai, Saeful meminta Balai Besar Probolo untuk menyosialisasikan ke warga. Hal itu telah dilakukanya dalam sejumlah kesempatan.

Menanggapi penanaman rumput gajah di tanggul sungai, Saeful mengatakan tidak diperbolehkan.

Memperkuat Tanggul

"Kalau rumputnya jenis sekarwangi diperbolehkan karena memperkuat tanggul. untuk rumput gajah justru membuat tanah gembur," lanjutnya.

Rumput gajah untuk pakan sapi itu banyak dijumpai di sekitar sungai. Bahkan di sepanjang sungai yang masuk Desa Sangubanyu Desa Bocor, Kecamatan Buluspesantren dipenuhi rumput gajah. Rumput yang tingginya mencapai lebih dari satu meter itu pun mengganggu pengguna jalan yang melintasi wilayah tersebut.

Saeful mengemukakan, lingkungan sungai rusak antara lain karena ditanami pohon disempadan. Di samping itu juga diambil tanahnya untuk bahan baku batu bata maupun bangunan, seperti pasir.

"Kalau yang diambil sedimennya tidak apa-apa. Tetapi ditanggul atau sepadan sungai tidak boleh. Dan pengambilan pasir di sungai harus dengan pembatasan," imbuhnya.

Sungai-sungai di Kebumen yang kini relatif kering segera dialiri air dari Waduk Wadaslintang sekitar pertengahan bulan ini. Untuk Waduk Sempor tidak memungkinkan, karena debit airnya dibawah ambang operasional pengairan," jelas Saeful.

Kendati demikian, kondisinya bisa berubah drastis saat hujan. Bahkan Saeful mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi banjir.

Di Kebumen pernah ada banjir besar tahun 2001. Selanjutnya ada proyek pengendalian banjir dari pusat berupa normalisasi sungai dan pembangunan parapet.

Selama sepuluh tahun sejak dibangun parapet jadi pada tahun 2004, kata Saeful, boleh dibilang tidak ada pemeliharaan dan normalisasi, sehingga sedimentasinya tinggi serta alur sungainya menyempit. (K5-32)

sumber : suaramerdeka