Wow, Tanaman Kopi di Kebumen Berkembang

KEBUMEN  -Sejak dihidupkan kembali budidaya kopi di Kebumen di tahun 2009 oleh Yuri Dulloh (36), warga Desa Pucangan  Kecamatan Ambal Kebumen, kini tumbuh dengan suburnya. Saat ini ada 2.000 batang lebih tanaman kopi di sejumlah desa Kecamatan Ambal, Gombong dan Petanahan   Kebumen.

"Selain menanam di lahan sendiri, penanaman juga di lahan milik warga setempat dengan sistemkemitraan atau bagi hasil. Berdasarkan pengalaman, dengan perawatan maksimal, tanaman kopi  bisa tumbuh subur di daerah panas seperti Kebumen.  Bahkan, sebagian tanaman sudah mulai berbuah meski baru 3 sampai 6 bulan ditanam," ungkap Yuri di kerimbunan kebun kopinya di Pucangan, Minggu  (07/09/2014).

Yuri tergerak menghidupkan kembali budidaya kopi di Kebumen dengan mimpi ingin mengangkat lagi kejayaan kopi Kebumen di pasar kopi nasional maupun global. Di zaman penjajahan Belanda hingga  awal dekade 1980 dengan hamparan perkebunan kopi yang luas milik rakyat di Kecamatan Alian, Prembun, Petanahan dan Gombong, Kebumen berjaya sebagai salah satu penghasil komoditas kopi terkemuka di  Jawa Tengah. Saat petani berpindah ke cengkeh dan komoditas perkebunan lain, kopi Kebumen pun 
benar-benar 'menghilang' di tahun 1987 lalu.

"Hati saya berbunga-bunga sejak bisa panen dalam jumlah lumayan di tahun 2013 lalu. Kemudian hasil olahannnya berupa kopi bubuk sangrai dan oven bisa rutin memasok beberapa kafe di Yogyakarta dan Jakarta,"  beber Yuri yang menanam kopi Arabica, Liberica, Robusta, Javanica dan kopi nyamplung (jenis kopi asli Kebumen) dengan sistem pertanian organik. (Dwi)(KRjogja.com)