Di Kebumen Ternyata Ada Perkebunan Kopi
KEBUMEN - Sejak puluhan tahun silam, sebagian warga Kebumen di beberapa kecamatan seperti Prembun, Gombong dan Petanahan, ternyata memiliki tradisi berkebun kopi. Bahkan, yang mengherankan tradisi berkebun kopi itu justru dilakukan di wilayah yang notabene adalah kawasan dataran rendah beriklim panas.
"Mengingat selama ini kita hanya tahu bahwa kopi biasa ditanam di pegunungan berhawa dingin, maka sebuah fakta mengejutkan bila tanaman kopi di Kebumen tumbuh dengan baik meskipun lokasi perkebunannya adalah wilayah beriklim panas. Untuk mengenalkan potensi ini, sengaja hari ini pelaku budidaya tanaman kopi dan pengolah kopinya kami tampilkan di pameran ini agar masyarakat bisa mengetahuinya," papar Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kebumen, H Azam Fathoni SH, saat mendampingi Yuri Dulloh, warga Desa Pucangan Kecamatan Ambal Kebumen, pemilik kebun kopi di Pucangan sekaligus pemilik usaha pengolahan kopi, dalam pameran produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam rangka HUT Pramuka ke 53 tingkat Jawa Tengah, di Alun-Alun Kebumen, Sabtu (30/08/2014).
Sayangnya, komoditas kopi Kebumen sejak duapuluh tahun lalu tak lagi eksis di pasar nasional maupun ekspor kopi Indonesia, seiring lunturnya tradisi bertanam kopi dari para petaninya.
"Akhirnya sejak beberapa tahun lalu saya dan seorang teman di Gombong merintis lagi budidaya kopi di Kebumen dengan sistem pertanian organik, setelah kami bekerja di perusahaan ekspor kopi di Jakarta. Dari sembilan jenis kopi yang kami tanam di Pucangan dan Gombong, diantaranya Liberica, Robusta, Arabica dan kopi nyamplung, hasil olahannya kini kami pasok ke kafe di Jogja dan Jakarta," tutur Yuri seraya mempersilahkan masyarakat melihat dari dekat perkebunan kopinya di Pucangan.
Kebun kopi itu menurut Yuri ditargetkan menghasilkan kopi kualitas ekspor bercitarasa khas sebagai kopi dari datarn rendah berudara panas.(Dwi)(KRjogja.com)