Kebumen Butuhkan Ratusan Bangunan Konservasi

KEBUMEN  - Kondisi geografis yang memiliki banyak sungai, pegunungan, lembah dan lahan kritis merupakan alasan kuat bahwa Kebumen masih sangat membutuhkan ratusan bangunan konservasi lingkungan berupa tiga jenis bangunan sipil teknis yaitu dam penahan, dam pengendali serta gully plug/bangunan pengendali jurang.

"Sayangnya keterbatasan dana menyebabkan pembuatan ratusan bangunan konservasi itu dilakukan secara cepat. Dalam setahunnya hanya bisa dibuat lima atau enam bangunan saja," ujar Kabid Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kebumen, Ir Sus Agus Sutirto di kantornya, Jumat (08/08/2014).

Menurut Sus selain menggunakan penghijauan, konservasi lingkungan termasuk pada lahan kritis seyogyanya disinergikan pula dengan pembuatan bangunan sipil teknis. Agar upaya konservasi lingkungan di Kebumen bisa efektif, saat ini masih dibutuhkan ratusan bangunan sipil teknis tersebut.

Namun kuota pembuatan bangunan sipil teknis dari Menteri Kehutanan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) bagi Kebumen setiap tahunnya sangat kecil dibandingkan kebutuhan nyatanya. Pada tahun 2014 misalnya 2014 Kebumen hanya mendapatkan Rp 186 juta untuk pembuatan enam buah dam penahan.

"Dengan anggaran yang kecil itu maka pembuatan ratusan bangunan konservasi lingkungan harus secara bertahap, tak bisa sekaligus," jelas Sus.

Dijelaskan, dam penahan adalah bendungan kecil yang lolos air, berfungsi sebagai penahan sedimentasi dengan konstruksi bronjong batu atau trucuk bambu/kayu di alur sungai dengan tinggi maksimal 4 meter. Sedangkan dam pengendali adalah bendungan kecil penampung air/tidak lolos air untuk pengendalian laju sedimentasi, erosi dan banjir dengan konstruksi lapisan kedap air, urugan tanah homogen dan beton pada alur sungai. Tingginya maksimal 8 meter.

Sedangkan gully plug adalah bendungan kecil lolos air pencegah laju sedimentasi yang dibuat secara melintang pada alur parit dengan konstruksi batu atau kayu/bambu. (Dwi)(KRjogja.com)