Terminal Kebumen Masih Sepi ; Bus Jarang Masuk

 

KEBUMEN - Tinggal tujuh belas hari Lebaran, penumpang di Terminal Bus Tipe A Kebumen masih tetap sepi. Bahkan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) maupun antarkota dalam provinsi (AKADP) yang berhenti di terminal makin berkurang.

Akibatnya, suasana di dalam terminal di Jalan Lingkar Selatan Kebumen itu terlihat makin sepi dan lengang. Bahkan tempat pemberhentian bus dan agen bus banyak yang kosong. Hanya satud ua bus yang masuk, itu pun AKDP ekonomi trayek Purwokerto, Cilacap dan Yogyakarta. Adapun bus trayek Semarang jumlahnya makin sedikit dan jarang.

Seorang agen bus Sumber Alam Ahmad Fauzi menuturkan, belakangan ini penumpang di Terminal Bus Kebumen makin sepi.

Bahkan penumpang jarang yang naik bus di terminal, karena lebih suka naik travela tau naik bus dari shuttle busa atau terminal bayangan serta agen angkutan di dalam kota.

Ahmad Fauzi berharap kepada Satlantas dan Dishub agar menertibkan rute angkutan serta busa harus masuk terminal. Sebab sudah ada rambu di Sijago sampai Kedungbener bus tidak boleh lewat dan harus melalui pertigaan Sijago masuk terminal. "Namun rambu itu tetap dilanggar para sopir bus dan angkutan serta tidak ada tindakan dari yang berwajib, walau mereka melanggar," tandas-nya.

Mulai H-7

Secara terpisah Kepala Unit Pelaksana Teknis Terminal Bus Kebumen Muhlisin mengakui saat ini di dalam terminal masih sepi. Bahkan bus-bus AKAP dan AKADP malah makin berkurang. Demikian pula pada hari biasa, banyak penumpang yang naik travel atau naik mobil pribadi, seingga di dalam terminal terkesan makin sepi.

Dia memperkirakan keramaian penumpang Lebaran akan terjadi sejak arus mudik H-7 dan H+7. Bahkan pihaknya akan membuka Posko Lebaran H-7 sampai H+7 dengan menempatkan petugas Polres, TNI, Satpol PP, Dishub dan tenaga kesehatan serta ORARI. "Kami perkirakan keramaian arus mudik mulai H-7. Untuk saat ini memang penumpang masih sangat sepi," katanya.

Menyinggung bus yang enggan masuk terminal, dia menyatakan, sebenarnya pernah mengusulkan agar semua angkutan diharuskan masuk terminal.

Bus, minibus dan angkudes semestinya semua masuk terminal. Namun usulan itu belum terealisasi, meski bertujuan meramaikan terminal.

Menurut Muhlisin, akibat menurunnya jumlah bus yang berhenti di temrinal kini beban retribusi ke Pemkab juga diturunkan. Sebelumnya retribusi terminal ke Pemkab setiap tahun Rp 600 juta, tahun 2014 ini pihaknya dibebani target pemasukan retribusi Rp 450 juta. (B3-32) 


sumber : suaramerdeka