Sepi Order, Perajin Tas Kebumen Gulung Tikar

KEBUMEN - Dalam satu bulan terakhir ini, usaha kerajinan tas di  sejumlah desa di dua kecamatan di Kebumen, yaitu Alian dan Kebumen, mengalami keterpurukan. Banyak perajin yang menutup usahanya akibat sepinya pasar dan tak stabilnya harga dan persediaan bahan baku.

"Saat ini benar-benar merupakan masa paceklik bagi usaha tas di Kebumen. Banyak perajin yang menutup usahanya ketimbang harus menanggung rugi terus-menerus," ujar Subarkah (40), perajin tas Desa Bojongsari Kecamatan Alian    Kebumen, di rumahnya, Senin (10/03/2014).

Selain sepinya pembeli, keterpurukan itu juga disebabkan pengaruh dari buruknya kondisi alam akhir-akhir ini. Seperti, banjir di berbagai daerah dan terjadinya letusan gunung berapi. "Bila kondisi alam seperti banjir  terjadi diamana-mana ditambah terjadinya hujan abu, bagaimana mungkin barang bisa kami lemparkan ke pasar. Kadang-kadang memang ada transaksi, ternyata pembeli enggan membayar di muka," jelas Subarkah.

Faktor penyebab keterpurukan usaha tas Kebumen menurut Ahmadi (30), perajin tas Desa Bandung Kecamatan/Kabupaten Kebumen juga disebabkan tingginya harga dan kelangkaan bahan baku.

"Tingginya harga dan langkanya bahan baku seringkali menyulitkan aktifitas perajin. Seringkali pembuatan tas terhenti untuk menunggu datangnya bahan baku. Meskipun begitu, kami justru sulit menaikkan harga jual tas kami," jelas Ahmadi yang fokus memproduksi aneka tas sekolah, tas laptop dan dompet tablet. (Dwi) (KRjogja.com)