Perajin Genteng Kebumen Enggan Gunakan Abu Vulkanik
KEBUMEN - Abu vulkanik Gunung Kelud ternyata kurang bagus sebagai bahan campuran pembuatan genteng. Karena itu, para perajin genteng di Kebumen enggan menggunakannya sebagai bahan campuran pembuatan genteng mereka.
" Hasil uji coba yang saya lakukan belum lama ini dengan mencampurkan abu vulkanik Gunung Kelud dengan tanah liat bahan baku utama genteng, ternyata gentengnya <i> getas <p>, kurang kuat atau mudah pecah," jelas Syaifullah (40), perajin genteng Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan Kebumen, Senin (24/02/2014).
Dengan uji coba yang dilakukannya itu, Syaifullah menyimpulkan bahwa daya rekat abu vulkanik terhadap tanah liat kurang kuat. Berbeda dengan pasir laut yang ternyata sangat bagus sebagai bahan campuran pembuatan genteng, karena genteng yang dihasilkan sangat kuat.
Menurut sejumlah perajin genteng di beberapa desa di Kebumen, selama ini mereka terbiasa menggunakan tanah liat yang dicampur dengan pasir laut dalam pembuatan genteng mereka. Dengan banyaknya abu vulkanik Gunung Kelud yang menumpuk di Kebumen pasca letusan gunung itu, belum lama ini, mereka sempat berpikir menggunakan abu tersebut dalam pembuatan genteng.
" Sebelum digunakan untuk produksi genteng, tentu harus uji coba dulu agar tahu secara pasti kualitasnya. Ternyata genteng yang dihasilkan tak sebagus genteng dengan campuran pasir laut," jelas Priono (50), perajin genteng Podoluhur Kecamatan Klirong Kebumen.
Kendati kurang bagus untuk bahan campuran pembuatan genteng, abu vulkanik Gunung Kelud ternyata layak digunakan sebagai bahan campuran pembuatan batu-bata.
" Berbeda dengan genteng, untuk pembuatan batu bata hasilnya cukup bagus. Batu-bata yang menggunakan campuran abu vulkanik sama kuat dengan menggunakan campuran pasir laut. Lumayan, penggunaan abu vulkanik ini bisa menghemat pengeluaran," ujar Muhammad Iksan (50), perajin batu-bata di Podoluhur. (Dwi)(KRjogja.com)