Budidaya Kelengkeng di Desa Seboro Berbuah

 

KEBUMEN - Pengembangan kawasan aagrowisata di Kecamatan Sadang, Kebumen menunjukkan hasil. Tanaman kelengkeng yang dibudidayakan melalui program Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) binaan Yayasan Obor Tani tahun 2011 kini mulai berbuah.

Bahkan beberapa petani di Desa Seboro, Kecamatan Sadang sudah ada yang menikmati hasil panen buah kelengkeng tersebut. Panen dari hasil uji coba pembuahan itu tergolong sukses. Dalam satu pohon bisa menghasilkan rata-rata 25 kilogram kelengkeng.

"Kemarin sudah mulai panen. Hasilnya langsung dijual ke Pasar Kebumen, dan laku dengan harga Rp 9.000 per kilogram hingga Rp 17.000 per kilogram," ujar Tono (34), seorang petani di Dusun Gentan, Desa Seboro, Kecamatan Sadang, Kebumen.

Petani yang akrab dipanggil Engkong itu menyampaikan, di lahan seluas seperempat hektare itu, dia memiliki 30 pohon dengan jarak tanam 7x7 meter. Saat ini umur tanman sudah 2,5 tahun dengan ketinggian sekitar dua meter. "Memang idela dilkaukan pembuahan umur 2,5 tahun. Tapi panen kali ini merupakan uji coba," ujarnya.

Agrowisata

Dia mengaku satu dari 50 petani di Desa Seboro yang membudidayakan tanaman kelengkeng. "Saya kadang tak bisa percaya di Sdang, tanaman kelengkeng bisa berbuah," tandasnya.

Disebutkannya, penanaman bibit pohon kelengkeng di Desa Seboro dilakukan tahun 2011 lalu oleh Rustriningsih yang saat itu menjabat Wakil Gubernur Jateng. Acara dihadiri oleh Ketua Yayasan Obor Tani, Ir Budi Darmawan.

Desa Seboro akan dibuat kawasan agrowisata seluas 20 hektare dengan ditanami 4.000 pohon kelengkeng. Untuk mendukung itu, telah dibangun embung seluas 8.000 meter persegi untuk menampung air saat musim penghujan. Air tersebut akan dialirkan pada saat musim kemarau dengan sistem gravitasi tanpa listrik, dan bahan bakar minyak ke lahan petani. (J19-52)

sumber : suaramerdeka