Harga Buah Impor Berangsur Turun
KEBUMEN - Setelah naik selama sepekan lalu, kini harga buah impor di pasar Kebumen berangsur turun. Penurunan itu terjadi pada semua jenis buah, seperti anggur, apel, pir, dan kelengkeng.
Sejumlah pedagang mengaku, sudah lebih mudah mendapatkan pasokan buah. Hanya saja, pedagang saat ini justru kesulitan mendapatkan buah lokal, seperti salak, jeruk, mangga, sawo dan alpukat.
Salah satu pedagang buah yang mangkal di Warung Bu Sal di Jl HM Sarbini, Sunarto (29) mengatakan, harga eceran buah anggur saat ini Rp 40.000/kg, turun semula harganya Rp 60.000/kg, buah Apel Amerika menjadi Rp 20.000 semula Rp 30.000/kg.
Begitu juga buah pir madu turun dari Rp 30.000/kg menjadi Rp 22.000/kg. Untuk pir biasa harganya Rp 15.000/kg turun dari Rp 20.000 per kilogram. "Beberapa waktu lalu, harga buah naik turun, bergantung jumlah pasokan.
Namun, turunnya harga itu masih belum mencapai harga normal atau masih dibilang cukup tinggi," tuturnya, Senin (2/9).
Dia menjelaskan, turunnya harga itu disebabkan lancarnya suplai buah dari para pedagang besar di beberapa kota, seperti Jakarta dan Yogyakarta.
Pihaknya juga meyakini, melemahnya rupiah terhadap dolar juga berdampak pada naiknya komoditas buah impor.
"Harga buah akan sedikit turun saat suplainya lancar. Tetapi jika suplai tidak lancar, maka harga akan langsung melambung tinggi," jelasnya.
Kebijakan Pemerintah
Beberapa waktu lalu, lanjut dia, harga buah impor tersebut naik akibat adanya kebijakan pemerintah tentang pembatasan impor produk hortikultura.
Awal kebijakan itu diberlakukan pada Januari lalu sempat membuat pasokan sejumlah jenis buah tersendat dan mengakibatkan harga buah di pasaran naik.
"Saat ini harga buah kembali naik, akibat menguatnya dolar terhadap rupiah," katanya.
Pedagang lain, Nur Fuad (27) mengatakan, pada saat suplai buah impor mulai membaik, pedagang haru dihadapkan dengan persoalan lain yakni berkurangnya suplai buah lokal.
Kelangkaan buah lokal ini sudah berlangsung sekitar satu minggu, seperti buah salak, jeruk, mangga, sawo dan alpukat. Akibatnya, harga buah lokal pun justru naik.
"Misalnya, untuk alpukat saat ini naik menjadi Rp 20.000/kg dari harga biasa yakni Rp 8.000/kg," terangnya.
Dia mengatakan, turunnya harga itu pun berdampak positif terhadap meningkatnya minat beli masyarakat. Sebab, saat harga buah melambung, minat beli masyarakat mengalami penurunan. "Alhamdulillah sekarang sudah mulai lancar penjualannya," ujarnya. (K42-91-45)
sumber suaramerdeka