Rumah Kebanjiran, Hidup di Atas Meja

KEBUMEN - Banjir masih menggenangi beberapa pedukuhan di Desa Pujodadi Kecamatan Bonorowo Kabupaten Kebumen. Bahkan di Dukuh Jlegong, tinggi air di dalam rumah masih sekitar 0,3 meter.

Warga memilih bertahan di dalam rumah meski harus membuat panggung dengan memanfaatkan meja. Untuk menghindari air, barang-barang digantung. "Kalau mengungsi, siapa yang menunggu harta benda kami," ujar Suharyanto (33), warga RT 04/RW 01 Dukuh Jlegong Pujodadi.

Suharyanto bersama istri dan dua anaknya hidup di atas meja sejak terjadi banjir pada Jumat (20/12) malam. Aktivitasnya di luar rumah sangat terbatas karena hingga Kamis (26/12/2013) kedalaman genangan banjir di Dukuh Jlegong masih 0,5 meter lebih.

Menurut Ketua RT 04/RW 01 Dukuh Jlegong, Mujiran, jumlah rumah di wilayahnya yang masih terendam banjir sebanyak 30 rumah. Banjir yang belum juga surut, membuat warga mengalami kesulitan air bersih.

"Sejak banjir, kami belum mendapat bantuan air bersih. Kalau bantuan makanan, sudah kami terima meski masih terbatas," ujarnya.

Banjir di Pujodadi akibat meluapnya Sungai Silarang dan Silangsur. Karena itu Ketua Paguyuban Petani Bonorawan (PPB), Miftakhul Amin, mendesak dilakukan normalisasi. "Sungainya sudah dangkal. Parahnya lagi, tidak ada saluran pembuang sehingga air terus menggenang," terangnya. (Suk)(KRjogja.com)