Petani Pepaya Kebumen Coba Bangkit

KEBUMEN - Usaha budidaya pepaya jenis Calina di Kecamatan Mirit sampai Ambal, Buluspesantren, Klirong, Petanahan dan Puring terperosok akibat serangan penyakit. Namun, para petani mulai bangkit dan ingin mengembangkan tanaman ini.

" Hanya sedikit saja tanaman yang bertahan hidup. Seperti 3.000 batang tanaman pepaya milik saya di Mirit, mati semua. Sedangkan 2.000 batang lainnya di Buluspesantren, hanya tersisa 500 batang saja," ungkap Ny Sarjono (60), petani pepaya Desa Bocor Kecamatan BuluspesantrenKebumen, di kebunnya, Kamis (26/12/2013).

Dia menjelaskan nilai ekonominya yang tinggi usaha pepaya Calina mampu menarik ribuan petani di wilayah pesisir Kebumen berlomba-lomba berbudidaya tanaman ini. Tak heran, saat jayanya areal pepaya bisa mendominasi kawasan ini. Namun, terpuruk akibat serangan penyakit."Mereka yang frustasi membiarkan kebun mereka terlantar, sampai berbulan-bulan lahannya tak terurus dengan sisa-sisa tanaman pepaya yang layu di atasnya," ujarnya.

Kendati demikain, Dia tak putus asa dan berencana bangkit lagi. Setelah tanaman pepaya mereka mati, segera lahan bekas budidayanya dibersihkan dan ditanami terlebih dahulu dengan tanaman singkong yang merupakan tanaman tahan penyakit. Rencananya, setelah panen singkong, di lahan itu akan ditanami pepaya kembali. (Dwi)(KRjogja.com)