Kinerja Laboratorium Kesehatan Belum Optimal

KEBUMEN - Dibalik seringnya razia terhadap produk makanan dan minuman yang diduga mengandung zat tambahan berbahaya oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen, terselip sebuah keprihatinan yang dirasakan oleh para aparat pelaksananya. Keprihatinan itu disebabkan masih belum optimalnya kinerja laboratorium pendeteksi kandungan zat dalam makanan yang ada di Kebumen saat ini.

"Akibat keterbatasan peralatan di laboratorium kami, sampai saat ini kami belum bisa mendeteksi berapa kadar zat berbahaya yang terkandung dalam suatu produk makanan dan minuman. Hasil pemeriksaan di sini hanya sebatas kualitatif atau mengetahui jenis zatnya saja belum bisa menjangkau kauntitaifnya," ungkap Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kebumen, Wartika ST MM di ruang kerjanya, Kamis (19/12/2013).

Diungkapkan, berulangkali dalam pemeriksaan sampel makanan dan minuman, Labkesda Kebumen sering menemukan adanya zat berbahaya seperti boraks dan formalin dalam sampel makanan dan minuman. Namun sayangnya laboratorium milik Pemkab Kebumen ini tak bisa  memeriksa berapa dosis zat berbahaya dalam sampel makanan atau minuman itu. Untuk mengetahuinya, harus diperiksakan ke laboratorium milik perguruan tinggi dan Pemerintah Provinsi di Yogayakarta atau Semarang yang kapasitasnya lebih memadai.

Dijelaskan, Keterbatasan itu disebabkan UPT Labkesda Kebumen baru dibentuk tahun 2012 dengan kondisi seadanya, menempati bekas gedung Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Kebumen yang beroperasi tahun 2004 sampai 2009. Penambahan peralatan untuk peningkatan kapasitas baru terealisasi tahun 2014 mendatang. (Dwi)(KRjogja.com)