Muhibah Seni, Kado Seniman Untuk Ulang Tahun Kebumen

 

GAIRAH berkesenian di Kabupaten Kebumen tampaknya tengah tumbuh. Hal ini tak lepas dari peran keberadaan Dewan Kesenian Daerah (DKD) yang berusaha keras membangkitkan kembali kesenian rakyat di Kabupaten berslogan Beriman yang sekian lama mati suri.

Sebuah acara budaya bertajuk Muhibah Seni Kebumen 2013 : Pergelaran Kolosal Kolaboratif Performace dan Tari Teater berlangsung di Alun-alun Kebumen, Senin (9/12) malam menjadi semacam momentum awal kebangkitan seni Kebumen. Pergelaran yang digagas oleh DKD Kebumen itu cukup spektakuler.

Selain melibatkan lebih dari 100 seniman, konsep pergelaran juga unik yakni mengkolaborasikan sejumlah kesenian rakyat yang ada sehingga menghasilkan sebuah karya utuh yang menawan.

Para seniman berasal dari sejumlah kelompok seni tradisional seperti gojeg lesung dari Desa Bonorowo, seni tari teater pelajar dan mahasiswa, seni cepetan alas grup gabungan dari dua desa Peniron dan Watulawang Kecamatan Pejagoan.

Pergelaran yang dihadiri oleh Wakil Bupati Djuwarni AMd Pd, Dandim 0709 Letkol Inf Dany Raka Andalasawan SAP itu cukup meriah. Kendati pentas di bawah guyuran hujan, tidak mengurangi totalitas para seniman dalam pementasan.

Sementara itu, para seniman dari Dewan Kesenian Cilacap (DKC) ikut mementaskan Sampak Pulebahas. Selain itu film indie karya siswa SMK Negeri 1 Kebumen diputar. Film tersebut merupakan karya pelajar Kebumen yang belajar membuat film di Cilacap.

Kado Ulang Tahun

Ketua Panitia Penyelenggara Muhibah Seni Kebumen 2013, Pekik Sat Siswonirmolo mengatakan, selain sebagai kado untuk hari ulang tahun (HUT) ke 78 Pemkab Kebumen, pertunjukan itu merupakan upaya DKD mempererat jalinan silaturahmi sesama seniman baik dalam dan luar daerah.

Selain itu juga untuk mewujudkan pengembangan kesenian tradisional dengan kreatifitas yang baru, memberi pengayaan wawasan tentang keragaman bentuk kesenian pada masyarakat. "Paada akhirnya akan menguatkan peran dan fungsi apresiasi budaya lokal dalam rangka penguatan jati diri masyarakat Kebumen," ujar Pekik Sat Siswonirmolo dalam sambutannya.

Sementara itu, DKD Kebumen sengaja mengangkat kesenian tradisional gojeg lesung dan cepetan alas karena keberadaan kedua kesenian itu sangat semakin terlupakan.

Bahkan sebagian masyarakat Kebumen banyak yang tak mengenal kedua jenis kesenian itu.

Menurut Bambang Eko Susilohadi SPd, salah satu seniman tradisional yang juga pelatih kelompok cepetan Watulawang dan Peniron, sebenarnya kesenian tradisional itu menarik dan memiliki potensi untuk dikembangkan.

"Asalkan ada upaya yang sungguh-sungguh untuk menambahkan sentuhan aristik dalam penampilannya," ujar seniman yang sehari-hari menjadi PNS di Dinas Dikpora Kebumen itu. (Supriyanto-86)

sumber : suaramerdeka