Dirjen IKM Tertarik Tas Karya Santri

 

KEBUMEN - Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil Menengah (IKM) pada Kementrian Industrian Dra Hj Euis Saidah MSc tampak terkesan saat mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Hidayah di Desa Bandung, Kebumen, Minggu (24/11).

Tidak hanya nuansa khas pondok pesantren yang bikin mbetahi, tetapi pesantren salafiyah itu memiliki keistimewaan tersendiri. Selain menjadi sentra ilmu agama Islam, pesantren dengan 600 santri itu juga merupakan sentra kerajinan peci, tas hingga tempe. Selain mengaji, para santri dilatih ketrampilan hingga menghasilkan peci dengan kualitas ekspor.

Bahkan saat meninjau produksi tas, Hj Euis Saidah tertarik dan langsung memesan 100 tas hasil karya para santri tersebut. Tas-tas nantinya akan diberikan kepada santri yang mengaji di mushola kompleks kementrian.

Adapun kunjungan dia ke Kebumen dalam rangka menyerahkan sejumlah bantuan bagi IKM. Antara lain peralatan konveksi kepada KUB Mitra Batik berupa tiga unit mesin jahit multiguna, tiga unit mesin obras Yamar, tiga unit mesin obras Singer, 20 mesin jahit indushi satu benang, dan satu mesin bordir.

Bantuan lain yang disalurkan seperti peralatan perbengkelan untuk KUB Semangat Maju berupa tiga unit tool Chest, dua unit kompresor, dua genset, dua fuel injector, tiga carbon pile load tester dan dua dongkrak hidrolis.

Perhatian Standar

Hadir Bupati Kebumen Buyar Winarso, Sekretaris Daerah H Adi Pandoyo SH MSi, tampak dewan Pengasuh Pesantren Nurul Hidayah antara lain KH Khamim Sulthon Abdul Kaafi, KH Kholawi Mahasin, K H Abdul Qodir Jailani. Terlihat pula pejabat di jajaran Ditjen IKM dan Pemkab Kebumen.

Kepada para pelaku IKM, Hj Euis Saidah mengingatkan agar terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM), perkembangan teknologi, dan memerhatikan standar yang baku sebuah produk.

Selain itu perlu diperhatikan pula hak kekayaan intelektual (Haki) serta terus promosi terhadap produk sehingga memiliki brand yang baik.

Standar produk sangat penting, karena rata-rata keluhan terhadap IKM ialah tidak memerhatikan standar. Saya juga bingung, kalau beli baju kadang-kadang L, kadang-kadang XL, kadang-kadang M juga bisa dipakai," imbuh pejabat yang sebelumnya berkunjung ke Desa Karangbolong, Buayan dan melanjutkan kunjungan ke sentra batik tulis di Gemeksekti.

Bupati Buyar Winarso menyampaikan di Kebumen terdapat 648 usaha konveksi yang terdiri atas 378 industri rumah tangga, 271 industri kecil yang menyerap 2.339 tenaga kerja. Pengembangan IKM termasuk di pesantren diakui menghadapi kendala seperti permodalan serta sarana dan prasarana industri. "Untuk itu kami berharap bantuan peralatan dari kementrian terus ditingkatkan," pintanya. (J19-86)


sumber : suaramerdeka