Alam Rusak, Warga 11 Desa Resah

KEBUMEN  - Warga 11 desa di 4 kecamatan Kabupaten Kebumen sangat resah dengan kerusakan alam di wilayah mereka akibat membabi-butanya penambangan pasir Sungai Luk Ulo dengan mesin sedot dan penambangan batu dengan peledakan di wilayah Cagar Alam Geologi Karangsambung. Karena itulah mereka mendesak Bupati Kebumen segera menghentikan aktifitas penambangan ilegal itu.

"Kerusakan alam di wilayah kami sudah sangat parah. Wajar bila kami meminta Bupati segera menghentikan penambangan ilegal itu. 11 desa sudah menyatukan persepsi terkait aktifitas penambangan yang merusak itu," ujar Kades Karangsambung, Kasno, mewakili 11 kepala desa dalam pertemuan para aparat dan tokoh masyarakat desa-desa terdampak penambangan, di Balai Desa Karangsambung Kecamatan Karangsambung Kebumen.

Disebutkan, 11 desa Kecamatan Alian, Karangsambung, Sadang dan Karanggayam itu di antaranya Kaligending, Banioro, Karangsambung, Logandu, dan  Wonotirto. Sejumlah desa di Kecamatan Pejagoan, Karangsambung, Sadang dan Karanggayam yang masuk wilayah terdampak penambangan belum diundang di pertemuan yang bertujuan menyatukan desa-desa itu dalam berjuang menghentikan penambangan perusak lingkungan itu.

"Mereka akan diundang di pertemuan berikutnya. Dari jumlah desanya saja terlihat betapa besarnya kerusakan alam yang terjadi," kata Kasno di pertemuan yang dihadiri Camat Karangsambung, UPT Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kebumen.

Peserta pertemuan berhasil merangkum berbagai kerusakan lingkungan yang telah terjadi. Diantaranya, putusnya jalan dan jembatan di Wonotirto dan Logandu, hanyutnya puluhan rumah, ratusan hektar lahan pertanian, turunnya permukaan air sumur dan air tanah yang menyulitkan warga mendapatkan air konsumsi dan penyiram tanaman di musim kemarau serta hilangnya sebagian batuan tua di kawasan lindung Karangsambung.

"Saat musim proyek tiba di sore hari kami kerap mendengar bunyi ledakan dinamit di kawasan geologi desa kami," ungkap beberapa warga peserta pertemuan.(Dwi)(KRjogja.com)