Pria 'Emoh' Jadi Akseptor Hambat Program KB
KEBUMEN - Revitalisasi program Keluarga Berencana (KB) yang direncanakan pemerintah pusat untuk mengantisipasi lonjakan kelahiran bayi terhambat oleh beberapa permasalahan klasik dan sulit teratasi sampai saat ini.
"Kendala klasik itu adalah sulitnya mengajak kaum pria sebagai akseptor KB. Sampai kini, peserta aktif KB Kebumen masih didominasi oleh kaum perempuan," ungkap Kabid Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kebumen, Gangsar Wahyudi Amd.
Salah satu indikasi sulitnya mengajak pria di Kebumen menjadi akseptor KB adalah dalam hal penggunaan alat kontrasepsi (alkon) KB di 26 kecamatan di Kabupaten Kebumen yang masih didominasi oleh alkon untuk perempuan. Berdasarkan data BPPKB Kebumen, sejak Januari sampai September 2013 alkon suntik terbanyak dipilih oleh akseptor baru KB, sebanyak 9.500 akseptor. Disusul alkon implant 7.660 akseptor, IUD 2.022 akseptor, pil 1.735 akseptor dan medis operasi wanita (MOW)/tubektomi 304 akseptor. Sedangkan alkon medis operasi pria (MOP)/vasektomi hanya 7 akseptor dan kondom hanya 440 akseptor.
"Seperti MOP yang tahun 2013 ditergetkan 55 akseptor, ternyata hanya tercapai 7 akseptor dari Karangsambung 1 akseptor, Bonorowo 1 akseptor dan Karanggayam 5 akseptor. Padahal biaya operasi Rp 550 ribu per operasi adalah gratis karena dibiayai APBD Kebumen," ujar Gangsar. (Dwi)(KRjogja.com)