Usaha Batu Putih Kebumen Surut

KEBUMEN  - Akibat kalah bersaing dengan batu sejenis dari Flores dan Bengkulu, usaha batu putih Kebumen yang berasal dari Sungai Luk Ulo, kini surut. Lesunya pemasaran batu yang digunakan sebagai batu taman, penjernih air di instalasi air minum dan batu tabur di pemakaman itu menyebabkan mayoritas petani batu putih Kebumen kini menghentikan aktifitas pencarian batu putih.

" Saat usaha kami masih jaya, puluhan petani batu bermitra dengan kami dan rutin memasok batu. Namun sekarang mitra kami tinggal segelintir petani saja. Itupun hanya sesekali saja mereka menyetorkan batu, tergantung datangnya pesanan," ungkap M Suryani (60), pengepul batu putih Kebumen di Dukuh Kedungkracak    Desa Jemur Clowok Kecamatan/Kabupaten Kebumen, di rumahnya, Rabu (16/10/2013).

M Suryani yang mulai usaha batu putih Luk Ulo sejak tahun 1997 lalu menuturkan bahwa batu putih Luk Ulo pernah berkibar di pasar batu putih kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya. Saking banyaknya pesanan, hampir setiap minggu bertruk-truk batu dikirimkannya ke kota-kota itu. Namun sekitar 5 tahun lalu para pedagang batu di kota-kota itu tak lagi berminat memasarkan batu putih Luk Ulo. Alasan mereka, ternyata batu Kebumen kalah bagus dibandingkan batu daerah lain seperti Flores dan Bengkulu.

" Akibat kalah bersaing, kami pun tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah. Saat ini wilayah pemasaran kami hanya tinggal Solo dan Yogya yang semuanya adalah pemilik usaha pertamanan. Itupun hanya 2 atau 3 bulan sekali meminta kiriman. Sedangkan konsumen dari Kebumen sulit diandalkan, karena sangat jarang  yang tertarik menggunakan batu putih ini untuk melengkapi taman mereka," jelas M Suryani sambil menunjuk tumpukan ratusan karung batu putih Luk Ulo dihalaman rumahnya. Ratusan karung batu itu merupakan stok sejak beberapa bulan lalu. Adapun harganya Rp 13 ribu/karung. (Dwi) (KRjogja.com)