Ramadan, Pasar Sruni Jadi Sentra Takjilan

ALIAN-Selama bulan Ramadan, setiap menjelang waktu buka puasa Pasar Sruni, Kecamatan Alian, Kebumen selalu dipadati ratusan warga. Mereka mendatangi pasar tersebut untuk berbelanja keperluan berbuka puasa.

Selepas asar, para pedagang aneka makanan sudah menjajakan lapak di pinggir sepanjang jalan mulai dari Jembatan Sruni hingga pertigaan Surotrunan. Adapun makanan yang dijual antara lain menutakjil seperti kolak, es kelapa muda, es cendol, dadar gulung, aneka gorengan hinggalumpia.

Selain itu, para pedagang juga aneka lauk pauk dan sayuran dengan harga yang relatif murah.

Adapun para pedagang berasal dari sejumlah desa di sekitar pasar, seperti Desa Sruni, Bandung, Bojongsari dan Roworejo. Salah satu pedagang Wartiyah (65) warga Desa Bojongsari mengaku sudah puluhan tahun menjadi pedagang musiman.

Perempuan sehari-hari yang ikut menjadi perajin tas itu berjualan kolak dan rujak. Dia mengaku, meski satu bungkus hanya Rp 500, kolak yang dibuatnya tanpa pemanis buatan alias memakai gula murni.

"Ya, diniati ibadah di bulan Ramadan karena menyediakan makanan untuk orang berbuka puasa itu besar pahalanya," ujar Wartiyah, Selasa (24/7) sore.

 Berburu Makanan

Pedagang lain Muhriroh (41) warga Desa Roworejo mengaku pengunjung mulai ramai pada pukul 16.00 hingga menjelangnmaghrib. Perempuan yang berjualan sayuran dan lauk pauk tersebut selama dua tahun terakhir itu mengaku, pedagang makanan itu hanya ada selama Ramadan. Selain itu, Pasar Sruni hanya ramai pada pagi hari.

"Lumayan untuk tambah-tambah penghasilan menghadapi Lebaran," kata perempuan yang sehari-hari sebagai ibu rumah tangga tersebut.

Mengunjungi pasar Sruni memang cukup menarik untuk berburu aneka

makanan. Selain beraneka ragam makanan yang ditawarkan, sejumlah barang yang dijual oleh para pedagang harganya miring. Di salah satu lapak misalnya, sebungkus nasi sayur dengan ayam bakar hanya Rp 8.000.

Namun begitu, tidak semua orang yang mendatangi Pasar Sruni pada sore hari ingin membeli makanan. Banyak pula yang sekadar ngabuburit menunggu waktu buka puasa. Terutama bagi para remaja banyak yang pasar tiban itu dimanfaatkan untuk cuci mata.

”Selain sayur bening, pembelinya juga banyak yang ’bening’, ” ujarnya Listiono (27) salah satu pengunjung berseloroh.(Jl9-91)

Sumber : Koran suara Merdeka