Perusahaan Garmen Berebut Tenaga Kerja
KEBUMEN – Meningkatnya geliat industri konfensi membuat perusahaan garmen di kota-kota besar saling berebut tenaga kerja. Bahkan perusahaan tersebut rela jembut bola dengan mencari tenaga kerja ke Lembaga Kursus dan Pelatihan (LPK) di sejumlah wilayah, salah satunya di Kebumen.
Pengurus DPU Himpunan Penyelenggara Kursus Indonesia (HIPKI) Kabupaten Kebumen Sodiman (52) mengatakan, fenomena tersebut sejatinya sudah berlangsung lama dengan sejumlah kebutuhan tenaga kerja yang terus meningkat tajam. Tenaga kerja yang paling banyak dicari yakni operator menjahit. Satu perusahaan rata-rata membutuhkan tenaga mencapai ratusan orang.
"Perusahaan garmen yang banyak mencari tenaga kerja ke Kebumen yakni perusahaan dari Semarang dan Jawa Barat," kata Sodiman saat melepas delapan siswa LPK untuk dikirim menjadi tenaga operator menjahit ke PT Matrix Indo Global Semarang, Senin,(23/9).
Sodiman yang juga selaku Pimpinan LPK Eny's Desa Kebulusan, Kecamatan Pejagoan menjelaskan, LPK Kebumen sejauh ini masih sangat kesulitan memenuhi permintaan tenaga dari perusahaan . Hal itu dikarenakan makin turunnya jumlah siswa kursusan di Kebumen.Penurunan tersebut disebabkan banyak faktor, salah satunya banyak remaja atau pemuda yang memilih merantau ke Jakarta untuk menjadi buruh pabrik.
"Namun demikian, kami tetap berupaya mencari siswa baru untuk di didik kemudian langsung ditempatkan ke lokasi kerja. Sekarang sangat mudah mencari pekerjaan, asal memiliki keterampilan," ujar dia.
Berdampak Positif
Pemilik LPK Mita Desa Kritik, Kecamatan Petanahan, Wahyu Diharjo membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan meningkatnya geliat industri konveksi di sejumlah kota besar juga berdampak positif pada pelaku LPK selaku penyedia jasa kursus menjahit. Pengelola LPK yang dahulu sering kesulitan mendistribusikan siswanya ke lapangan kerja, kini sangat mudah menempatkan siswa ke dunia kerja. " Asal siswa sudah cukup umur dan punya kemampuan yang baik, sangat mudah disalurkan,"katanya.
Dia menjelaskan pemerintah saat ini juga terus berupaya mendorong masyarakat untuk memiliki keterampilan menjahit guna menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat.
Salah satunya dengan menggelar kursus gratis untuk masyarakat. Saat ini pihaknya sedang menyelenggarakan kursus gratis membordir berkerjasama dengan Disnakertrans Pusat dengan anggaran sebanyak Rp 30 juta. Kegiatan tersebut diikuti 20 peserta mulai Senin(23/9) sampai 9 Oktober 2013 di LPK Mita Desa Kritik, Kecamatan Petanahan." Program ini dilaksanakan 100 jam,"jelasnya.(K42-91)
Sumber : Suara Merdeka