Slamet Priyanto, Perajin Tapas Kelapa dan Pandan ; Hasil Produksinya Tembus Ekspor Eropa dan Jepang
Setelah dua Periode menjabat kepala desa, Slamet Priyanto banting stir menggeluti kerajinan tapas kelapa. Tak tanggung-tanggung, hasil produksinya sampai tembus Eropa dan Jepang.
M HARTONO, Karanganyar
Ketika masih menjabat Kepala Desa Grenggeng Kecamatan Karanganyar, Slamet Priyanto sudah banyak berkiprah mendorong peningkatan ekonomi masyarakatnya. Dia memanfaatkan sumber daya alam sekitar untuk dijadikan kerajinan pandan, serabut pisang maupun tapas kelapa, sehingga Desa Grenggeng lebih dikenal sebagai desa perajin.
Setelah tak lagi menjadi kades, Slamet berusaha banting setir membuat kerajinan tangan dengan skala yang lebih besar. Ia membuat tempat bengkel produksi cukup besar berada di sebelah rumah tempat tinggalnya. Barang-barang yang diproduksi seperti boks katebo yang terbuat dari tapas kelapa, boks tempat sampah, terbuat dari anyaman pandan, tempat buku dari lidi kelapa, tempat tisu, tas, sandal dan topi dari anyaman pandan.
Dengan melibatkan puluhan tenaga kerja yang diambil dari masyarakat desanya, menjadi sumber mata pencaharian tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Tak tanggung-tanggung hasil produksin kerajinannya kini telah tembus pasaran Eropa dan sebagian ke Jepang. "Hasil produksi saya sebagian besar untuk melayani ekspor, negara-negara Eropa dan sebagian ke Asia seperti Jepang. Ada sebagian barang yang dijual di Indonesia, namun harganyapun mengikuti standar harga ekspor atau luar negeri," terangnya.
Untuk barang yang dijual lokal, sebetulnya juga untuk memenuhi kebutuhan para turis Asing yang datang ke Indonesia, yang dijajakan di tempat-tempat wisata seperti malioboro, Bali dan tempat wisata lainnya yang biasa dikunjungi turis asing.
Dikatakan Slamet, harga barang hasil produksinya, berkisar dari harga Rp 20 ribu sampai Rp 300 ribu per buah. "Tergantung dari tingkat kesulitan dan ekslusivitas barang tersebut," terangnya.
sumber : Kebumen Ekspres