Bakar Jerami Rusak Kesuburan Tanah
KEBUMEN - Perilaku di sawah ternyata dapat mengurangi tingkat kesuburan tanah. Bara api jerami tersebut dapat menyebabkan mikroba mati dan tanah menjadi panas. Kebanyakan petani beranggapan bahwa abu jerami yang dibakar nantinya bisa menyuburkan tanah.
Demikian disampaikan Ketua Pusat Penelitian Pertanian dan pedesaan Swadaya (P4S) Sinar Mutiara Desa Panjatan, Kecamatan Karanganyar, Singgih Purnomo saat dikonfirmasi, Minggu (15/9).
Dia mengatakan, sejauh ini masih banyak petani yang belum memiliki pengetahuan tersebut, sehingga masih saja membakar jerami di sawah usai musim panen padi.
Langkah tersebut tidak dibenarkan dalam disiplin ilmu pertanian. Untuk bisa menjadi bahan penyubur tanah jerami tersebut harus diproses terlebih dahulu, bisa dicampur dengan garam atau EM4.
"Lebih baiknya diproses diubah menjadi pupuk organik. Tetapi ini membutuhkan pengetahuan khusus tentang cara membuat pupuk organik," katanya.
Masih Rendah
Dia menjelaskan, fenomena pembakaran jerami di sawah itu menjadi bukti bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang bidang pertanian masih rendah. Karena itu dibutuhkan langkah khusus oleh pihak terkait guna meluruskan pandangan petani tersebut. "Sekali lagi, membakar jerami di sawah sangat merugikan kesuburan tanah. Lebih amanya, jerami itu bisa difungsikan untuk pakan ternak saja," tandasnya.
Pemandangan pembakaran jerami tersebut terdapat hampir di semua wilayah Kebumen. Salah satunya terjadi di Kecamatan Prembun dan Kutowinangun yang baru melaksanakan panen padi. Di sejumlah lahan sawah terlihat terdapat abu hitam bekas pembakaran jerami.
Partono (34) warga Prembun mengaku tidak mengetahui apabila membakar jerami di sawah bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah.
Kegiatan membakar jerami di sawah sudah menjadi hal biasa yang rutin dilakukan usai panen padi. Tujuannya, untuk menambah kesuburan tanah. "Saya benar-benar tidak tahu kalau membakar jerami di sawah itu salah," tuturnya. (K42-86)
sumber : suaramerdeka