Bantuan Air Bersih Bertahan Tiga Hari
KEBUMEN - Memasuki awal Oktober, krisis air bersih yang dialami sejumlah wilayah di Kebumen semakin parah. Akibat keringnya mata air dan penampungan air hujan, untuk keperluan masak dan minum warga mengandalkan bantuan air bersih dari Pemkab Kebumen.
Sayangnya, bantuan air bersih yang dikirim oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen tidak mencukupi untuk kebutuhan warga. Bantuan air yang hanya dikirim seminggu sekali, rata-rata hanya mampu bertahan selama tiga hari. Menunggu bantuan air datang kembali pada minggu berikutnya, warga terpaksa mencaari air bersih ke tempat yang relatif jauh.
"Kalau air habis terpaksa mencari air bersih di mata air dekat sungai yang berjarak sekitar 500 meter. Itu pun harus antre," ujar Siti (32) warga Dusun Widoropayung, Desa Karangpoh, Kecamatan Pejagoan, kepada Suara Merdeka baru-baru ini.
Sangat Membantu
Bantuan air bersih dari Pemkab menurut dia sangat membantu warga yang mengalami krisis air bersih pada musim kemarau seperti saat ini.
Sebab, dengan datangnya air bersih bantuan warga tidak harus susah payah mencari air yang saat ini sulit didapatkan.
"Kami berharap bantuan air terus dikirim sampai musim penghujan tiba," ujar Siti yang didepan rumahnya dijadikan tempat pemberhentian tangki air bantuan.
Sebelumnya, Kepala BPBD Kebumen dr H A Dwi Budi Satrio MKes mengakui, meski Pemkab Kebumen telah mengalokasikan anggaran bantuan air bersih cukup besar hingga Rp 360 juta atau setara 2.160 tangki. Jumlah itu belum mampu mencukupi kebutuhan mengingat luasnya daerah kekeringan. Pengiriman air baru memenuhi 17% dari seluruh kebutuhan air bersih korban kekeringan mencapai 2 juta liter/hari dengan asumsi kebutuhan air 20 liter/hari/jiwa.
"Dengan keterbatasan armada yang ada, dalam sehari maksimal mampu mengirimkan bantuan air bersih 150.000 liter," ujar Budi Satrio. (J19-90)
sumber : suaramerdeka