Nelayan Tuntut Harga Ikan Dinaikkan
KEBUMEN - Para nelayan di kawasan Pantai Selatan Kecamatan Ayah menuntut harga ikan dinaikkan apabila rencana kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) benar-benar direalisasikan.
Hal itu demi menyeimbangkan antara pendapatan dengan biaya operasional dikeluarkan nelayan.Sejumlah nelayan mengaku tak bisa berbuat banyak atas rencana kenaikkan harga BBM itu, dan hanya berharap pemerintah lebih memperhatikan nasib ribuan nelayan di Kebumen.
"Kami hanya minta pasokan BBM tidak mengalami kendala dan harga jual ikan dinaikkan," tanda Kepala Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir, Kecamatan Ayah juga Sekretaris II Himpunan Nelayan seluruh Indonesia (HNSI) Kebumen, Sadimin, Jumat (21/6).
Dia mengatakan, semua nelayan di Kebumen mengandalkan BBM jenis premium sebagai bahan bakar perahu. Di TPI Pasir terdapat 350 perahu berkapasitas mesin 15 PK. Untuk satu perahu rata-rata menghabiskan bahan bakar sebanyak 20-25 liter per hari.
Tiga TPI Besar
Perlu diketahui di Kebumen terdapat 1.300 unit perahu dengan jumlah nelayah 2.600 orang. Mereka tersebar di tiga TPI besar, yakni TPI Argopeni, Karangduwur, dan Pasir serta lima TPI kecil yakni TPI Tegalretno, Rowo, Logending, Criwik dan Tanggulangin.
Jika semua perahu tersebut aktif beroperasi setiap hari maka kebutuhan premium mencapai kebutuhan premium mencapai 32.500 liter per hari. Sadimin menjelaskan, kenaikan harga BBM itu harus diimbangi dengan program lain, seperti menaikkan dan menstabilkan harga ikan serta memberikan pinjaman modal lunak kepada para nelayan.
Nelayan TPI Karangduwur di Panti Menganti, Kecamatan Ayah, Suparman mengatakan, kenaikkan harga BBM itu akan mempengaruhi ekonomi nelayan. Pasalnya, jumlah pendataan nelayan dalam setiap hari tidak bisa dipastikan. Nasib nelayan tersebut sangant bergantung pada kondisi laut.
Jika cuaca normal, jumlah tangkapan ikan akan membaik, begitu pula sebaliknya. "Naiknya harga BBM akan mengurangi pendapatan nelayan." (K42-52)
sumber : suaramerdeka