Harga Anjlok, Jenitri Tak Dipetik
KEBUMEN - Petani jenitri di Kabupaten Kebumen, enggan melakukan pemetikan meski pohon sedang berbuah lebat. Hal itu dilakukan karena harga biji jenitri terjun bebas dari semula Rp 75 menjadi hanya Rp 8 perbiji.
"Sekarang jenitri sudah tidak ada harganya. Padahal dulu, satu pohon bisa menghasilkan Rp 1 juta," keluh Nurkholi (70), petani jenitri di Dukuh Gunung Tugel, Desa Pandasari, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen, Selasa (07/05/2013).
Petani tidak melakukan pemetikan karena biaya pemetikan dan pengolahan hingga jenitri siap jual, tidak sebanding dengan harga yang berlaku sekarang.
Harga biji jenitri yang kini hanya Rp 8, untuk biji kelas 4 yang berdiameter 7 mm. Anjloknya harga juga terjadi pada semua ukuran. Untuk jenitri kelas 1 yang berdiameter 5,5 mm atau yang paling mahal harganya, sekarang hanya Rp 50 dari semula mencapai Rp 160 perbiji.
Meski harga jenitri sangat rendah, namun tidak banyak pengepul yang melakukan pembelian. "Kalau pun ada yang membeli, tidak ada kepastian kapan akan dibayar. Tentu saja petani tidak mau," ujar Nurkholi. (Suk)(KRjogja.com)