Tikus Bikin Pusing Petani Pada Awal Musim Tanam

KEBUMEN  - Hama tikus pada awal musim tanam padi yang berlangsung sejak April 2013 lalu benar-benar memusingkan petani Kebumen. Sebab, tikus merajalela dengan memakan dan merusak bibit padi yang berada di pesemaian. Serangan itu pun terhitung jauh lebih parah dibandingkan musim tanam sebelumnya. Modal tanam pun membengkak karena petani harus berulang kali menyebar benih untuk mengganti bibit yang habis dimakan tikus.

" Biasanya saya hanya membeli 1 kantung atau 5 kilogram benih seharga Rp 55 ribu untuk lahan seluas 1.400 meter pesegi. Namun karena harus 3 kali mengulang menyebar benih, jadi saya habis Rp 165 ribu untuk membeli 3 kantung benih," beber Mahali (60), petani Desa Karangsari Kecamatan/Kabupaten Kebumen, di sawahnya, Kamis (02/05/2013).

Mahali tak habis pikir dengan ganasnya serangan tikus di awal musim tanam padi kali ini. Selain memakan benih padi yang mulai berkecambah, tikus pun memakan batang bibit padi. Tak heran, pesemaian yang pada malam harinya diserang tikus, pagi harinya akan terlihat porak poranda.

" Bila sudah 2 atau 3 kali pesemaiannya dimakan tikus, pada pesemaian berikutnya petani akan buru-buru mencabut bibit di pesemaian kemudian menanamnya meskipun umur bibit masih terlalu muda untuk ditanam. Ada pula yang jera membuat pesemaian baru, lalu memilih membeli bibit padi cabutan di pasar," jelas Mahali.

Kondisi serupa juga dialami petani di banyak desa di Kebumen, termasuk di Desa Tanjung Kecamatan Alian. Para pedagang bibit cabutan di sejumlah pasar di Kebumen lantas memanfaatkan situasi itu untuk meraup keuntungan besar dengan menjual mahal bibit padi mereka.

" Bibit padi cabutan yang biasanya Rp 2.500,- perikat, sekarang dijual Rp 7.500 sampai Rp 9.000,- perikat. Karena kepepet, petani tak bisa menolak harga yang mahal itu," keluh Basri (50), petani Desa Tanjung.(Dwi)(KRjogja.com)

171144.jpg