Lama Tak Pulang, Para Perantau Kagum dengan Kemajuan Kebumen
KEBUMEN - H-2, Idul Fitri 1445 Hijriah, kota Kebumen sudah dipadati para pemudik dari berbagai daerah. Hal ini terlihat dari keramaian Kota Kebumen yang meningkat dari hari biasanya. Keramaian bisa terlihat di kawasan Alun-alun Pancasila Kebumen pada malam hari.
Ali Usman salah satu warga Kebumen yang merantau di Gorontalo mengaku sengaja datang ke Kota Kebumen bersama istri dan anaknya karena penasaran ingin melihat kemajuan Kota Kebumen seperti yang ramai di media sosial. Ia sendiri menyaksikan bagaimana Kebumen sekarang sudah semakin maju.
"Melihat Kebumen .sekarang yang jelas banyak perubahan, pangling. Karena dulu Alun-alun nggak seperti ini, sekarang sudah disulap jadi lebih modern.
Kemudian jalan protokol sekarang juga menjadi satu arah. Pokoknya banyak sekali perubahan," ujar Ali yang mengaku selama dua tahun ini belum pernah pulang kampung, saat ditemui di Alun-alun Kebumen, Minggu malam (7/4/2024).
Sebagai warga asli Desa Kedungsari, Klirong tentunya ia mengaku senang dan bangga, kotanya saat ini semakin berkembang maju, sudah hampir sama dengan kota-kota besar lainnya. Ali tak menyangka Kebumen yang dulunya kotanya sepi, sekarang semakin ramai.
"Dulu kalau ke Kebumen kan sepi banget. Apalagi kalau malam. Sekarang sudah ramai, banyak tempat-tempat nongkrong. Tata kota juga sudah tambah bagus, tinggal ditingkatkan," ucapnya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Mama Dinda warga Kebumen yang merantau di Bekasi, Jawa Barat. Di libur lebaran ini, ia bersama keluarga sengaja datang ke Kota Kebumen karena penasaran dengan perubahan wajah kota yang baru. Dinda tak menyangka, Kebumen bakal seramai ini.
"Tadi dari rumah sengaja mau ke Kota liat alun-alun. Ternyata sudah berubah total. Tambah lebar alun-alunnya, ada air mancur sama kapal mendoannya. Memang benar kata orang-orang tambah Manglingi," ucap Dinda warga asli Kedungwinangun.
Dinda setuju dengan konsep pengembangan kota oleh Pemerintah Daerah, terutama penataan PKL Alun-alun yang ditempatkan di satu selter, yakni Kapal Mendoan. Dengan begitu, alun-alun akan terlihat lebih bersih dan rapih. Sama seperti kota-kota besar lainnya.
"Kalau saya sih setuju itu, kalau dulu kan alun-alun terlihat semrawut ya banyak PKL, tapi dengan ditata saya kira lebih bagus, terlihat rapih. Tidak merusak pemandangan karena kan sekarang alun-alunya sudah bagus, sayang kalau dipenuhi PKL lagi," tuturnya.
Kemudian salah seorang Mahasiswa bernama Mega Rahmawati menuturkan, Kebumen saat ini sudah banyak mengalami kemajuan yang pesat. Sebagai mahasiswa Politek Cilacap, ia mengaku Kota Kebumen tak kalah maju dengan Cilacap, bahkan saat ini terbilang lebih ramai Kebumen.
"Dilihat dari alun-alunnya saja itu lebih besar Kebumen. Di sana itu nggak terlalu ramai kaya di sini, PKL nya juga masih dibolehin jualan di alun-alun kalau siang, kalau di sini kan sudah tidak boleh, jadinya lebih rapih," ucapnya.
Sebagai mahasiswa atau anak muda, Mega mengaku senang dengan tata kota Kebumen yang saat ini banyak dipenuhi tempat nongkrong. Karenanya, setiap pulang dari Cilacap, ia bersama teman-temanya kerap menghabiskan waktu untuk nongkrong di Kebumen.
"Kalau nongkrong sering, biasanya kalau libur semester, atau libur nasional pulang ke Kebumen, ke kota. Kalau nggak di Moro Soetta, biasa di Alun-alun atau di Cafe," ucap Mega ditemani temanya Aisyah, warga Desa Kejawang, Sruweng.
Alun-alun Kebumen saat libur lebaran sekarang ramai dikunjungi masyarakat. Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengiizinkan para pedagang asongan berjualan di alun-alun. Hal ini membuat mereka pun senang, bisa mengais rezeki disaat libur lebaran.