Kebumen Semakin Kaya Ruang Publik dan Tempat Quality Time Keluarga

KEBUMEN - Pembangunan Kabupaten Kebumen selama tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang signifikan. Saat ini sudah banyak dibangun tempat-tempat ruang publik tercipta untuk masyarakat bercengkrama bersama keluarga.

Pembangunan yang dilakukan Bupati Kebumen Arif Sugiyanto sudah bisa dinikmati masyarakat. Pembangunan tata kota mulai dari pedestrian, jalan satu arah Soekarno-Hatta atau yang biasa dikenal Moro Soetta hingga Alun-alun Pancasila, dan Jalan Mayjend Soetoyo Kebumen diciptakan sebagai ruang publik yang nyaman digunakan aktivitas masyarakat.

Masyarakat saat pagi dan sore hari tampak antusias menikmati berbagai sudut Kota Kebumen, mulai dari aktivitas olahraga, berkumpul diskusi, pertemuan, kegiatan masyarakat, hingga tempat rekreasi keluarga.

“Secara umum penataan Kota Kebumen sudah lebih baik dan menjadi banyak tujuan, yang dilakukan Bupati Kebumen saat ini adalah menata kota dengan memanusiakan manusia, munculnya ruang publik yang dengan mudah bisa diakses oleh masyarakat ini semakin meningkatkan kualitas hidup, ruang publik di Kebumen saat ini banyak tercipta untuk quality time keluarga dan menjadi tempat untuk ndulang anak," kata General Manager Badan Pengelola (GMBP) Geopark Kebumen, Sigit Tri Prabowo, Senin (4/3/2024).

Sigit menjelaskan, ruang publik yang menjadi tempat menyuapi anak atau ndulang anak ini jika di kota-kota besar memiliki nilai yang mahal. Namun di Kabupaten Kebumen saat ini dapat diakses dengan mudah dan murah. Dengan ruang publik yang baik maka akan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.

"Sekarang Alun-alun Kebumen bukan hanya berkegiatan massa, pemerintahan, olahraga hingga event saja, namun dikonsepkan untuk berkegiatan sehari-hari termasuk untuk ndulang anak, tempat bisa ndulang anak itu lebih penting dari olahraga, dengan tata Kota Kebumen yang nyaman ini dapat digunakan untuk keluarga dimana sebagai tempat quality time Bapak Ibu bisa ngajak anaknya sore-sore ndulang dan bermain itu mahal, semakin baik, nyaman, semakin mahal kalau di kota-kota besar itu berbayar, di Kebumen ini justru mudah diakses sudah mulai tercipta dan tertata," jelasnya.

Selain itu, ruang publik yang ramah lingkungan ini juga didukung dengan penataan drainase. Pemerintah Kabupaten Kebumen cukup serius dalam tata kelola air, sehingga saluran pembuangan utama di dalam Kota Kebumen yang dulunya sering banjir saat ini sudah mulai terkendali.

"Selain menciptakan ruang publik yang ramah keluarga, pemerintah juga cukup serius dalam masalah drainase ini yang harus terus berkelanjutkan yang tentu harus didukung dengan masyarakat akan kesadaran lingkungan," katanya.

Tak hanya itu, tata Kota Kebumen saat ini sudah menggunakan penerangan dengan energi tenaga surya. Hal ini sebagai bagian dari energi terbarukan yang menjadi konsep penting untuk hemat energi dan ramah lingkungan. Lebih jauh, Sigit juga mengapresiasi dimana ruang publik Kebumen yang tercipta saat ini sudah menerapkan tata kelola ramah inklusif, lansia, dan difabel.

"Harapannya dengan tata kelola ruang publik yang baik ini dan penggunaan penerangan tenaga surya itu nantinya bisa menyebar secara masif hingga ke daerah pedesaan, pemerintah dalam skala kecil yakni kecamatan, kelurahan, dan desa dapat terinspirasi sehingga bisa mengonsepkan dan menciptakan ruang publik yang semakin ramah untuk masyarakat," ucapnya.

Meski begitu, Sigit juga menekankan untuk bersama-sama baik dari pemerintah daerah dan masyarakat secara berkelanjutan menjaga, merawat lingkungan, dan ruang publik yang sudah diciptakan secara berkelanjutan.

"Kelemahan kita rakyat Indonesia adalah merawat, pinter membuat namun kurang pandai merawat, ini yang harus bersama-sama mulai dari lingkungan terkecil aktivitas sehari-hari kita untuk merawat lingkungan sekitar melanjutkan hal-hal baik untuk menjaga lingkungan," jelasnya.

Sementara itu, dalam prestasi lingkungan, sebelumnya Kabupaten Kebumen baru pernah mendapatkan sertifikat Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI pada tahun 2019 lalu. Sertifikat Adipura itu diperuntukkan bagi daerah yang bisa mendapatkan nilai lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Namun untuk prestasi Adipura selama lebih dari tiga dasawarsa Kabupaten Kebumen belum mendapatkan Adipura.

"Ketika masyarakat dan pemerintah berkolaborasi menjaga lingkungan maka prestasi untuk mendapatkan penghargaan Adipura yang diimpikan Kabupaten Kebumen bisa diraih, namun untuk Kebumen meraih Adipura itu bukan hanya program pemerintah saja namun harus juga didukung dengan masyarakat. Tanggung jawab Adipura bukan hanya pemerintah tetapi gaya hidup masyarakat juga harus seiring dengan kebijakan pemerintah terkait tata kota dan pengelolan lingkungan," jelasnya.

Selain itu, dengan Pemerintah Kabupaten Kebumen dan masyarakat memiliki rasa kebutuhan bersama untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan suatu prestasi maka persatuan itulah pasti akan menuai hasil.

"Hak ini bisa sangat mendukung untuk proses Geopark Kebumen menuju Global Unesco, berawal dari masyarakat yang mulai kesehariannya hingga cara pandangnya memiliki kepedulian untuk lingkungan. Pemerintah Kebumen sudah menata lingkungan Kebumen yang ekologis maka dibutuhkan peran bersama, dan Badan Pengelola Geopark menyosialisasikan ini untuk kesadaran bersama dan menjadi sense of urgency, tidak hanya Bupatinya, pemerintahnya tetapi juga masyarakatnya," katanya.