KKP Dukung Pembangunan "Shrimp Estate" di Kebumen
KEBUMENKAB.GO.ID - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai Kabupaten Kebumen, berpotensi dan memenuhi persyaratan untuk dijadikan kawasan industri perikanan terpadu yang terletak di wilayah pesisir selatan.
Itu disampaikan Dirjen Kelautan KKP Slamet Subyakto saat berkunjung ke lokasi yang bakal dijadikan industri perikanan di Kali Buntu, Kecamatan Klirong, Selasa (18/5).
Didampingi langsung oleh Bupati Arif Sugiyanto, Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih, dan sejumlah jajaran Pimpinan OPD. Slamet mengatakan, kunjungan kali ini sebagai tindak lanjut dari kunjungan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono beberapa bulan lalu yang telah melihat langsung potensi kelautan di Kebumen yang cocok dijadikan kawasan industri perikanan khususnya udang vaname.
"Tadi kita ke lapangan secara sepintas saya melihat potensi luar biasa kondisi air bagus, belum ada polusi, belum ada industri lain yang mencemari dan lahannya cukup luas ditambah lagi lahan sudah milik Pemda sehingga potensi konflik tidak ada. Ini yang menjadi keunggulan dan memungkinkan untuk dijadikan kawasan industri," terangnya.
Setelah melakukan pemantauan dan pengecekan kondisi lapangan, pihaknya selanjutnya akan melakukan perencanaan lebih lanjut, baik dari sisi pendanaan maupun manajemennya. Namun, ia memastikan pembangunan kawasan industri tidak bisa dilakukan pada tahun ini.
"Kalau tahun ini belum, kita masih membutuhkan proses perencanaan dan kajian lebih lanjut. Ya semoga ini prosesnya bisa cepat," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Arif Sugiyanto menambahkan, ada 300 hektar tanah milik pemkab yang bisa dijadikan kawasan industri perikanan terpadu meliputi Kecamatan Puring, Petanahan dan Klirong.
"Dengan adanya kawasan industri perikanan ini tentunya akan menambah PAD kita, dan bisa menyerap tenaga kerja baru, serta bisa menumbuhkan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat," ucap Bupati.
Sesuai arahan Menteri KP, Kebumen kata Arif, potensial untuk pengembangan tambak budidaya udang vaname melalui skema shrimp estate.
"Lahannya ada milik pemda dan shrimp estate ini bisa kita jadikan pilot project dengan melibatkan masyarakat," ujarnya.
Arif menyebut produktivitas tambak udang berkontribusi hingga Rp400 juta per tahunnya terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Kebanyakan tambak udang vaname di Kebumen masih menggunakan teknologi semi intensif. Belum modern.
Dengan Shrimp estate ini diharapkan Kebumen bisa menjadi pelopor budi daya udang modern di Indonesia dengan hasil produksi yang melimpah dan berkualitas tinggi. Sebab ada campur tangan teknologi dan perencanaan bisnis yang matang dalam pelaksanaannya. (al/dp)