Cilacap Tidak Resisten ; Lima Bupati Yakin Bandara Wirasaba Pacu Geo-Ekonomi dan Pariwisata



Lima kabupaten meyakini jika lapangan udara (Lanud) Wirasaba milik TNI AU di Desa Wirasaba, Kecamatan Bukateja, Purbalingga dioperasikan menjadi bandara komersial akan memberikan dampak perekonomian yang luar biasa. Selain dampak geo-ekonomis, keberadaan bandara Wirasaba akan memacu pertumbuhan sektor pariwisata.

Keyakinan lima kabupaten itu terungkap dalam pertemuan lanjutan pembahasan pengembangan bandara Wirasaba di ruang kerja Bupati Purbalingga, Sabtu (6/10). Lima bupati yang hadir, Bupati Banyumas Mardjoko, Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo, Bupati Wonosobo Kholiq Arief, Bupati Kebumen Buyar Winarso yang diwakili Sekda H. Adi Pandoyo dan tuan rumah Bupati Purbalingga Heru Sudjatmoko.

Lima kabupaten tersebut yang menjadi ring utama pengembangan bandara Wirasaba juga menyatakan siap mendukung dan melakukan pembenahan akses sarana transportasi menuju bandara Wirasaba. Bupati Banyumas Mardjoko menyatakan, pihaknya tengah mempesiapkan jalur jalan melalui dari Banyumas ke Wirasaba melalui Kecamatan Sokaraja, sehingga nantinya setelah bandara Wirasaba dioperasikan menjadi bandara komersil, akan mudah dijangkau oleh warga Banyumas.

“Saya sudah mempersiapkan jalur jalan raya dari Purwokerto menuju Sokaraja hingga ke wilayah Purbalingga melalui Kemangkon. Akses jalan ini diharapkan semakin mempermudah transportasi warga Banyumas menuju bandara Wirasaba,” kata Mardjoko.

Demikian pula dengan Pemkab Kebumen, Sekda Kebumen Adi Pandoyo juga menyatakan siap meningkatkan akses jalan Kebumen – Banjarnegara - Purbalingga melewati waduk Sempor. “Kami sangat mendukung pengembangan bandara Wirasaba, kami yakin jika kelak bandara telah dibuka, maka akan meningkatkan perekonomian, pariwisata dan tentunya investasi,” kata Adi Pandoyo.

Adi Pandoyo mengungkapkan, warga Kebumen saat ini jika menggunakan penerbangan melalui bandara Adi Sucipto Yogyakarta, juga cukup jauh. Kepadatan jalur lalu lintas darat membuat perjalanan Kebumen – Yogyakarta semakin lama ditempuh. Begitu pula jika harus menggunakan penerbangan melalui bandara Ahmad Yani di Semarang. Perjalanan darat dari Kebumen ke Semarang, saat ini tidak bisa ditempuh dalam waktu 4 jam. Sehingga, kelak akan lebih mudah menjangkau bandara Wirasaba jika hendak menggunakan jalur transportasi udara.

”Kami menilai, jika bandara udara Wirasaba dibuka, selain aspek kemanfaatannya yang bisa dipetik, juga aspek keterjangkauan kabupaten sekitar yang lebih mudah,” kata Adi Pandoyo.

Bupati Wonosobo, Kholiq Arief menyatakan, pihaknya meyakini pembukaan bandara Wirasaba akan meningkatkan pertumbuhan wilayah Jateng di Bagian Barat dan Selatan. Kholiq menilai, keberadaan bandara Tunggul Wulung di Cilacap belum memberikan dampak ekonomi yang dirasakan bagi kabupaten di wilayah Jateng bagian Barat Selatan. Letak bandara Tunggulwulung berada di ujung Barat Selatan Jateng, jadi aksesnya sulit dijangkau. Berbeda dengan bandara Wirasaba, dari Wonosobo cukup ditempuh dengan waktu sekitar 1 jam.

”Saya meyakini, Pemkab Cilacap tidak resisten jika bandara Wirasaba dibuka. Dalam pertemuan 12 bupati/walikota wilayah Jateng Selatan Barat dan Pantura bagian Barat beberapa waktu lalu, telah sepakat pengembangan bandara Wirasaba, termasuk Bupati Cilacap. Saya yakin, setelah bandara Wirasaba dibuka untuk penerbangan komersial, maka pertumbuhan wilayah akan mampu menyalip wilayah Jateng bagian Timur,” kata Kholiq sembari menambahkan, selain lima kabupaten itu, keberadaan bandara Wirasaba akan dirasakan pula oleh wilayah lain di Pantura bagian Barat seperti Brebes, Slawi/Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Pemalang.

Kholiq juga menyarankan perlu digelar pertemuan kembali 12 bupati yang khusus membahas pengembangan bandara Wirasaba.

Hal senada juga disampaikan Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo, keberadaan bandara Tunggul Wulung Cilacap, dinilai belum mampu memberikan kontribusi untuk pengembangan wilayah Jateng bagian Barat Selatan, bahkan bagi kabupaten Cilacap sendiri.

Bupati Purbalingga Heru Sudjatmoko menegaskan, pengembangan bandara Wirasaba bukan semata-mata untuk kepentingan Purbalingga, tetapi untuk pengembangan wilayah di Jateng Selatan Barat dan Pantura bagian barat. ”Setelah pihak TNI AU selaku pemilik Lanud Wirasaba memberikan lampu hijau, saat ini langkah yang ditempuh tinggal meyakinkan Kementerian Perhubungan. Mungkin pihak Kemenhub mempertimbangkan keberadaan bandara Tunggulwulung di Cilacap yang jaraknya dekat, namun kami berpendapat, biarlah Tunggul Wulung tetap beroperasi untuk melayani kerja-kerja proyek disana. Sedang Bandara Wirasaba difungsikan untuk melayani arus penumpang dan barang," kata Heru.

Heru menambahkan, saat ini lima kabupaten sebagai ring pertama pengembangan bandara Wirasaba telah menyiapkan surat untuk dikirimkan kepada Ketua DPR dan Gubernur Jateng perihal dukungan pengembangan bandara Wirasaba. ”Ketua DPR (Marzuki Ali), ketika berkunjung ke Purbalingga beberapa waktu silam, telah menyatakan mendukung pengembangan bandara Wirasaba. Bapak Marzuki Ali juga telah menindaklanjuti bersurat ke Kemenhub. Oleh karenanya, kami bersurat kembali untuk meyakinkan perlunya bandara Wirasaba dengan pertimbangan kebutuhan wilayah, mobilisasi orang, jangkauan transportasi darat menuju bandara, serta pertimbangan untuk memacu pertumbuhan ekonomi,” kata Heru.

Sedang surat ke Gubernur, lanjut Heru, selain sebagai dukungan, juga meminta permohonan dana untuk pengembangan bandara sebagai titik untuk pengembangan wilayah Jateng Selatan Barat. Dukungan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 25 miliar yang dipergunakan antara lain untuk pembuatan pagar keliling landasan pacu senilai Rp 4 miliar, pengerasan dan perpanjangan landasan pacu Rp 11,8 miliar, pembangunan terminal kedatangan Rp 2 miliar, sarana PMK (pemadam kebakaran) Rp 1,7 miliar dan ambulan Rp 450 juta. (Humas/y)

sumber : Humas Purbalingga

lima bupati berikan keterangan kepada pers soal pengembangan