Lanthing Kebumen
Jika Anda mencari camilan gurih, renyah, dan khas dari Jawa Tengah, maka Lanthing Kebumen adalah jawaban yang tak boleh dilewatkan. Makanan ringan ini bukan sekadar kerupuk biasa, melainkan ikon kuliner yang telah menjadi identitas Kabupaten Kebumen, dengan bentuknya yang unik menyerupai angka delapan atau bulat kecil.
Asal-usul dan Jejak Sejarah Lanthing
Lanthing, atau sering juga disebut Klanting, adalah warisan kuliner turun-temurun di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Di Kebumen, desa yang dipercaya sebagai pionir dan sentra awal pembuatan lanthing adalah Desa Lemahduwur di Kecamatan Kuwarasan.
Sejak zaman nenek moyang, proses pembuatan lanthing sudah dilakukan secara tradisional dan menyebar ke desa-desa di sekitarnya. Meskipun asalnya dari Kuwarasan, lanthing Kebumen justru kerap dikenal dengan sebutan Lanthing Karanganyar. Hal ini dikarenakan lokasi mayoritas toko dan sentra penjualan lanthing modern yang strategis berada di sekitar Pasar Karanganyar, membuatnya lebih mudah diakses dan populer dengan nama tersebut.
Hingga kini, industri kecil lanthing terus berkembang dan tersebar di belasan kecamatan di Kebumen, menjadi sumber perekonomian penting yang menyerap tenaga kerja lokal.
Bahan Baku Sederhana, Proses yang Penuh Ketelatenan
Kekuatan lanthing terletak pada bahan bakunya yang sangat sederhana dan mudah ditemukan: singkong. Meskipun singkong melimpah, proses pembuatannya membutuhkan ketelatenan dan waktu yang cukup lama.
1. Bahan Dasar dan Bumbu
Bahan utama lanthing adalah singkong yang dicampur dengan bumbu sederhana seperti bawang putih, ketumbar, dan garam untuk menghasilkan rasa gurih yang khas.
2. Tahap Pembuatan Tradisional
Proses membuat lanthing melalui beberapa tahapan krusial:
- Pengolahan Singkong: Singkong dikupas, dicuci, dikukus hingga empuk, lalu dihaluskan.
- Pengulian dan Pembumbuan: Singkong halus dicampur dengan bumbu yang sudah dihaluskan, lalu diuleni hingga rata dan kalis menjadi adonan.
- Pembentukan Ikonik: Adonan dipilin memanjang menyerupai tali tipis. Inilah bagian yang membutuhkan ketelatenan, di mana pilinan adonan dibentuk menjadi simpul angka delapan (∞) atau bulatan kecil (O). Saat ini, para pengrajin sering menggunakan mesin giling khusus untuk mempercepat proses pencetakan.
- Penjemuran: Lanthing mentah dijemur di bawah terik matahari hingga benar-benar kering. Proses penjemuran ini sangat penting; adonan harus benar-benar kering agar menghasilkan lanthing yang renyah saat digoreng.
- Penggorengan: Lanthing kering kemudian digoreng dalam minyak panas hingga matang dan berwarna kuning kecokelatan.
Evolusi Rasa: Dari Bawang Hingga Aneka Bumbu
Awalnya, lanthing hanya memiliki rasa yang gurih dan asin dengan aroma bawang yang kuat. Rasa otentik inilah yang paling dicari dan disajikan dengan warna asli singkong (putih kekuningan) atau kombinasi merah-putih (lanthing getuk), melambangkan warna bendera.
Namun, seiring perkembangan industri camilan, lanthing Kebumen telah berevolusi dan hadir dalam berbagai varian rasa untuk menarik pasar yang lebih luas. Beberapa varian rasa yang populer saat ini meliputi:
- Bawang (Original/Asin Gurih): Rasa klasik yang dominan.
- Pedas Manis/Balado: Favorit bagi pecinta rasa pedas.
- Jagung Bakar: Memberikan sentuhan rasa smoky dan manis.
- Keju: Untuk menambah varian rasa modern yang disukai anak muda.
Lanthing Kebumen tidak hanya dinikmati sebagai camilan santai, tetapi juga sering disajikan sebagai lauk pendamping, mirip seperti kerupuk, untuk menambah sensasi "kriuk" pada makanan utama.
Lanthing Kebumen adalah representasi sempurna dari bagaimana bahan baku lokal yang sederhana dapat diolah menjadi produk ikonik bernilai ekonomi tinggi. Jika Anda berkunjung ke Kebumen, membawa pulang sebungkus lanthing adalah keharusan, sebagai oleh-oleh yang renyah, gurih, dan sarat cerita.