Campursari , Harmoni Tradisi dan Modernitas yang Tak Lekang Zaman
Mengenal Campursari
Campursari, sebuah genre musik yang lahir dari perpaduan gamelan Jawa klasik dan alat musik modern, telah lama menjadi hiburan andalan masyarakat Jawa. Di Kebumen, Jawa Tengah, campursari memiliki tempat istimewa di hati warganya. Bukan sekadar pertunjukan musik, campursari khas Kebumen adalah cerminan kekayaan budaya dan semangat kebersamaan.
Campursari berasal dari kata "campur" yang berarti "campuran" dan "sari" yang berarti "inti" atau "esensi". Sebutan ini merujuk pada perpaduan berbagai elemen musik. Campursari secara umum adalah genre musik/pertunjukan yang memadukan unsur musik tradisional Jawa (seperti gamelan, langgam Jawa, gubahan karawitan) dengan alat musik modern atau Barat (keyboard, gitar, dan sejenisnya). Awalnya, campursari dipopulerkan oleh seniman legendaris Didi Kempot. Meskipun begitu, setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri. Campursari Kebumen punya sentuhan unik, terutama pada aransemen dan lagu-lagunya yang sering kali disisipi lirik-lirik berbahasa Jawa logat Kebumen. Campursari di Kebumen berkembang bersama seni rakyat lain seperti Janengan / Jamjaneng, Kuda Lumping, Wayang Kulit, Lengger, dan sebagainya.
Pertunjukan campursari di Kebumen biasanya digelar dalam berbagai acara, mulai dari pesta pernikahan, perayaan desa, hingga acara syukuran. Suasana pertunjukannya selalu meriah dan hangat. Penonton tidak hanya duduk manis, tapi juga ikut menari dan bersenandung bersama para sinden (penyanyi wanita) dan wiraswara (penyanyi pria). Interaksi antara penampil dan penonton jadi salah satu daya tarik utama yang bikin pertunjukan terasa lebih hidup.
Alat Musik dan Unsur Pentingnya
Campursari Kebumen menggunakan perpaduan alat musik tradisional dan modern. Alat musik gamelan seperti gong, kendang, saron, dan demung menjadi tulang punggung musiknya, sementara gitar, keyboard, bass, dan drum memberikan sentuhan modern yang energik. Perpaduan ini menciptakan harmoni yang unik: alunan gamelan yang menenangkan berpadu apik dengan irama musik modern.
Tak hanya instrumen, vokal sinden dan wiraswara juga memegang peranan penting. Suara merdu mereka menyanyikan lagu-lagu dengan lirik yang puitis dan sering kali mengangkat tema-tema seputar cinta, kehidupan, dan nasihat. Lagu-lagu seperti "Sewu Kutho" atau "Stasiun Balapan" mungkin lebih dikenal secara nasional, tapi di Kebumen, ada banyak lagu lokal yang juga sangat populer.
Fungsi Sosial dan Budaya
Campursari di Kebumen tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga memiliki beberapa peran penting:
- Hiburan rakyat: menjadi unsur yang menghibur masyarakat dalam berbagai acara sosial.
- Penguat identitas lokal: dengan bahasa, lirik, dan gaya khas Jawa Kebumen serta tradisi Janengan, pertunjukan ini menjadi bagian identitas budaya masyarakat setempat.
- Media silaturahmi dan komunitas: pertunjukan sering jadi ajang berkumpul, mempererat hubungan antar warga desa, antar generasi.
- Pewarisan budaya: generasi muda belajar tradisi musik, seni suara, bahasa, estetika pertunjukan dari yang lebih tua.
Kenapa Campursari Begitu Digemari?
Ada beberapa alasan mengapa campursari Kebumen tetap lestari dan dicintai:
- Hiburan Rakyat: Biaya yang relatif terjangkau dan pertunjukan yang bisa dinikmati semua kalangan menjadikan campursari sebagai hiburan yang paling merakyat. Pertunjukan ini sering kali jadi ajang kumpul-kumpul warga. Pentas bisa di acara hajatan, pernikahan, syukuran, atau festival budaya.. Panggung tidak selalu besar; bisa di panggung desa, balai desa, atau halaman rumah
- Bahasa dan lirik : Mayoritas syair memakai bahasa Jawa, baik bentuk ngoko maupun krama, tergantung konteks acara dan latar penonton. Lirik sering mengangkat tema cinta, rindu, dan kehidupan sehari-hari,. Campursari adalah cara anak muda tetap terhubung dengan budaya Jawa. Musik ini tidak hanya menghibur, tapi juga menjadi media pelestarian bahasa dan seni tradisional.
- Instrumen : Kombinasi instrumen tradisional: gamelan atau elemen gamelan (gong, gendang, kempul) dan instrumen modern/barat seperti keyboard, gitar, bas. Penyesuaian komposisi agar suara tradisional tetap terasa, meskipun dengan alat modern.
Campursari khas Kebumen bukan sekadar pertunjukan seni, tapi juga simbol kebersamaan dan kekuatan tradisi. Pertunjukan ini mengingatkan kita bahwa seni tradisional bisa beradaptasi dan terus berkembang tanpa kehilangan identitasnya. Semoga campursari Kebumen bisa terus memikat hati generasi-generasi mendatang.
Tantangan
- Kesinambungan regenerasi: anak muda kadang kurang tertarik untuk mempelajari musik tradisional; memilih genre musik populer modern.
- Pembiayaan: alat musik, biaya panggung, transportasi pentas membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dukungan dari pemerintah atau sponsor terkadang tidak mencukupi.
- Perpaduan tradisional-moderen: menjaga keseimbangan agar unsur tradisional tidak hilang saat mencoba tampil moderen agar diterima khalayak luas.
- Media dan eksposur: meskipun ada grup yang memanfaatkan media sosial atau radio lokal, eksposur untuk publik lebih luas masih terbatas dibanding musik populer mainstream.
Prospek dan Peluang
Walau ada tantangan, ada beberapa peluang agar campursari Kebumen tetap berkembang:
- Festival budaya dan lomba lokal: bisa memperkuat apresiasi publik dan motivasi grup-grup untuk tampil dan berkembang.
- Kolaborasi seni: integrasi dengan seni pertunjukan lain seperti tari, teater rakyat dapat memperkaya pertunjukan campursari dan menarik penonton lebih luas.
- Pemanfaatan media digital: youtube, tiktok, live streaming bisa jadi sarana promosi yang murah tapi efektif.
- Pendidikan & pelatihan lokal: di sekolah atau sanggar seni agar generasi muda bisa belajar sejak dini.
- Dukungan pemerintah dan kebijakan budaya: penting untuk menyediakan fasilitas, hibah, pengakuan resmi kepada grup kesenian.
Kelompok Campursari Populer di Kebumen
Berikut adalah beberapa nama kelompok campursari dan karawitan yang dikenal di Kebumen, baik yang sering tampil secara langsung maupun populer di media sosial:
- Karawitan Sangkan Paran: Ini adalah salah satu grup karawitan dan campursari yang cukup terkenal di Kebumen. Grup ini dipimpin oleh sinden populer Eka Kebumen, yang juga sering tampil di berbagai acara di wilayah tersebut. Grup ini memiliki ciri khas yang kuat dalam membawakan langgam Jawa dan tembang-tembang campursari.
- Laras Mustika: Grup ini dipimpin oleh seorang penyanyi campursari kondang bernama Ratmi. Sebelum pandemi, Laras Mustika dikenal sangat laris dan sering mendapatkan banyak tawaran manggung, yang menunjukkan popularitas mereka di kalangan masyarakat Kebumen.
- Campursari Sukipan Music: Nama ini sering muncul dalam berbagai video pertunjukan campursari di YouTube yang berkolaborasi dengan sinden-sinden terkenal dari Kebumen, seperti Eka Kebumen dan Apri Mimin. Mereka sering tampil di acara-acara hajatan dan menjadi salah satu grup yang aktif mengunggah konten pertunjukan mereka secara daring.
Nama-nama di atas menunjukkan bahwa dunia campursari di Kebumen sangat hidup dan berkembang, tidak hanya di panggung-panggung desa, tetapi juga melalui platform digital seperti YouTube.