Tukijan, Menggeluti Dunia Batik Hingga Usia Senja ; Pesanan Paling sedikit 5 Kodi Dipasarkan Hampir ke Seluruh Jawa


Usaha batik yang ditekuni Tukijan (70) dimulai sejak tahun 1980an. Sebelumnya ia bekerja dengan orang lain. Berkat ilmu yang didapat saat menjadi karyawan itulah Tukijan akhirnya mencoba mandiri.

Tukijan merupakan orang yang gigih dan pantang menyerah. Setelah tak lagi bekerja dengan orang lain, Tukijan memiliki rumah produksi batik sendiri di Dukuh Tanuraksan Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen. Hari-harinya dipenuhi kesibukan memproduksi batik. Dibantu oleh 5 karyawannya.

Ada tiga jenis batik yang Tukijan produksi, yakni batik tulis, batik cap dan batik printing. Dalam sehari, untuk batik cap 10 potong, batik tulis 1 potong, batik printing 20-25 potong.

Proses pembuatannya lumayan rumit, karena dalam satu batik itu terkadang sampai tiga warna hingga lima warna, maka di setiap warna harus dilalui oleh proses penjemuran selama satu jam.

"Satu warna selesai langsung dijemur hingga satu jam. Setelah kering ditimpah warna yang lain lagi dan harus dijemur lagi. Lima warna, berarti lima kali penjemuran," bebernya.

Banyak motif yang Tukijan produksi, termasuk motif Kebumen, motif Pekalongan, motif Jawa Baratan. Modal dalam setiap produksi terkadang sampai Rp 5 juta, tergantung dari pesanan. Soal keuntungan dia tidak punya hitungan pasti, yang jelas keuntungan modal bisa diputar, untuk membayar karyawan dan memenuhi segala kebutuhan yang ada.

"Kalau lagi ada keuntungan besar dapat dibelikan perkakas rumah, motor dan membangun rumah," kata kakek bercucu lima itu.

Untuk memasarkan hasil produksinya, kata dia, batik itu dipasarkan melalui pedagang-pedagang yang mangkal di pasar, maupun toko-toko. Untuk pemasaran ke wilayah sebelah barat sampai Jawa Barat, seperti Ciamis, Tasikmalaya, Cilacap, Majenang. Untuk wilayah timur hingga Kebumen, Purworejo, Magelang.

"Permintaan yang paling ramai ketika menginjak pertengahan tahun hingga musim lebaran tiba," kata bapak tujuh anak tersebut.

Menurut Tukijan, pemesanan biasanya dalam skala besar. Satu pemesan paling sedikit lima kodi. Dalam satu kodi isinya 20 biji. Harga satu kodi batik printing Rp 650 ribu. Untuk batik kombinasi tulis dan cap satu kodi harganya Rp 1.400.000. Untuk batik cap satu kodi dia hargai Rp 1 juta.

Mengingat usianya yang sudah tua, Tukijan berharap kelak usahanya tetap berjalan. Untuk itu, anak-anaknya sudah dilatih menggeluti duna batik, termasuk diajarkan cara memproduksi sampai pemasaran.

"Kalau saya sudah tidak bisa lagi bekerja, yang meneruskan usaha saya adalah anak-anak saya," tandasnya.

sumber kebumen Expres