RUWAT KERAJAAN PANJER KUNO; Dandim Kebumen Jadi Senopati



KEBUMEN-Kirab budaya sebagai tradisi ruwat bumi situs Kerajaan Panjer Kuno berlangsung sederhana namun khidmat, Selasa (27/11). Kirab diikuti masyarakat Kelurahan Panjer, Kecamatan/Kabupaten Kebumen serta anggota TNI Kodim 0709 Kebumen.

Dengan pakaian adat Jawa lengkap Dandim 0709/Kebumen Letkol Inf Dany Rakca Andalasawan SAP bertindak selaku senopati mengawal gunungan hasil bumi, tumpeng kuat, pusaka, serta kelompok kesenian. Sebagai pembuka jalan, berjalan di depan sendiri barongan Ki Singa Mataram yang dipercaya sebagai peninggalan Sultan Agung.

Kirab diawali dan berakhir di depan bekas pabrik minyak kelapa Mexolie (Sarinabati) yang kini dirobohkan untuk dibangun kawasan wisata terpadu. Selain itu, ziarah di Makam Kuwu Panjer (Penguasa Panjer Kuno) dan di tempat yang diyakini sebagai tempat pamoksan Maha Patih Gajah Mada atau Eyang Sabda Palon di dalam kompleks pabrik Mexolie. Ruwat bumi berakhir dengan rebutan gunungan dan makan bersama serta pagelaran ebleg ruwat Singa Mataram Panjer yang diciptakan oleh Sultan Agung.

Dany Rakca Andalasawan menegaskan, keterlibatan TNI dalam tradisi tersebut tidak lain sebagai kemanunggalan TNI dan rakyat dalam upaya pemberdayaan wilayah dari sapek sosial dan budaya. Tradisi semacam itu dikatakan sebagai bentuk sosialisasi terhadap sikap dan perilaku leluhur bangsa yang sopan santun, ramah, tepa selira, memiliki semangat juang tinggi dan selalu menjunjung tinggi kebersamaan.

"Budaya bangsa yang adiluhung harus dilestarikan untuk membentengi generasi muda dari pengaruh negatif budaya Barat. Generasi muda jangan sampai kehilangan jati diri bangsa. Dengan begitu, tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan bangsa Indonesia," tegas Dany.

Penggiat sejarah Panjer R Ravie Ananda mengungkapkan, Panjer adalah cikal bakal berdirinya Kabupaten Kebumen yang telah dikenal sejak 1.000 tahun lalu. "Kadipaten Panjer ada sejak zaman Kediri. Panjer dari masa ke masa selalu mempunyai peranan penting. Bahkan para raja dan tokoh-tokoh besar Jawa saat itu memilih Panjer sebagai tempat untuk mengungsi, bertahan, maupun moksa," jelas Ravie seraya mengatakan, Panjer juga sebagai tempat yang sangat berarti pada masa perang kemerdekaan. (Suk) c

sumber : kedaulatan rakyat.

REKAPITULASI DAFTAR CALON KADES 2023.xlsx