PAP Krakal Butuh Penampungan Air

KEBUMEN - Lokasi wisata pemandian air panas (PAP) Krakal membutuhkan bak penampungan air panas. Saat jumlah pengunjung membludak, air panas di lokasi tersebut tidak mampu mencukupi kebutuhan. Meningkatnya jumlah kunjungan biasa terjadi pada hari Sabtu dan Minggu serta hari libur lainnya.

Menurut Heru Setyo Prabowo, Koordinator Pengelola PAP Krakal, mata air panas di lokasi wisata tersebut cukup kecil. Dengan begitu tidak mampu mencukupi 20 kamar yang ada. "Saat ini hanya 13 kamar saja yang bisa difungsikan," kata dia.

Hal itu menyebabkan pendapatan retribusi dari pengunjung tidak bisa didongkrak. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut yakni dengan membuat bak penampungan air panas. "Bak tersebut diharapkan mampu membantu suplai air panas saat pengunjung membludak," kata Heru.

Heru menjelaskan, air yang ada di lokasi wisata khas Kebumen tersebut memiliki suhu sekitar 38-39 derajat celcius. Suhu tersebut dipercaya masyarakat bisa membasmi kuman dan penyakit kulit. "Karenanya, di lokasi tersebut banyak pengunjung baik lokasi maupun luar daerah Kebumen melakukan terapi pengobatan," jelasnya.

Didongkrak

Setiap pengunjung yang mandi, ditambahkannya dikarenakan retribusi Rp 10.500 per orang dengan waktu berendam 15 menit. Kalau terlalu lama berendam bisa pusing. "Harapanya jumlah pengunjung bisa didongkrak, jelas dia.

Saat ini wisata pemandian air panas tersebut baru menyedot pengunjung rata-rata setiap hari sebanyak 50 orang. Jumlah tersebut sejatinya masih bisa dinaikan jika fasilitas pendukung segera dibangun.

"Ketika pengunjung datang bersama-sama, sebagian besar terpaksa mengantre untuk bisa mandi. Beberapa pengunjung pun terpaksa mengurungkan niatnya untuk mandi akibat antre terlalu lama," papar dia.

Dia menambahkan, selain membutuhkan bak penampungan air, lokasi wisata andalan tersebut juga perlu dilakukan penataan taman. Taman tersebut akan mempercantik lokasi tersebut dan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Sementara itu salah satu pengunjung PAP Krakal, Pardiyono (34) mengaku kecewa karena terlalu lama antre. (K42-91)

sumber suaramerdeka