Air Bersih Mulai Sulit di Pegunungan Sruweng
KEBUMEN - Warga Dukuh Kepaksen, Desa Giripurno, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen, sudah kesulitan mendapatkan air bersih sejak memasuki musim kemarau. Pasalnya, selama ini kebutuhan air bersih warga pegunungan itu hanya dari air hujan.
Ketergantungan air bersih pada air hujan membuat setiap rumah di Dukuh Kepaksen memiliki bak penampungan air hujan. Seiring dengan masuknya musim kemarau, praktis persediaan air bersih terus menipis.
Bahkan kini, bak penampungan air hujan sudah kering, hingga memaksa warga pergi ke mata air. Lebih memprihatinkan, mata air yang menjadi andalan warga Kepaksen, debitnya mengecil akibat kemarau. Bahkan kerap habis karena setiap saat diambil airnya untuk berbagai keperluan.
Mata air di Dukuh Kepaksen berada di bawah tebing pegunungan. Air yang keluar dari 2 tuk, ditampung dalam bak. Dari bak penampungan, warga mengambil air bersih dengan jerigen untuk dibawa pulang.
Siti (38) yang rumahnya sekitar 300 meter dari mata air, mengaku dalam sehari paling sedikit tujuh kali ke mata air untuk mengambil air bersih. Ia pun harus jalan kaki dengan menggendong jerigen isi 20 liter air bersih.
Di rumah, air bersih yang diambil dari mata air digunakan untuk berbagai keperluan. Sedangkan cuci pakaian dan mandi, warga harus melakukannya di mata air. Namun karena air yang keluar dari tuk sudah kecil, terkadang air di bak penampungan sudah habis sebelum semua warga mandi. Terutama pada sore hari. (Suk)