Berhenti Jadi Perawat, Tekuni Usaha Susu Kedelai Hitam

KEBUMEN - Semula Tri Wahyuningsih (37) tak pernah mengira jika usaha kecil yang dirintisnya mampu berkembang pesat. Warga Desa Prembun RT 3/RW 3, Kecamatan Prembun ini memproduksi susu kedelai hitam sejak 2009. Hanya butuh waktu satu tahun untuk mengenal pasar lokal dan luar daerah. Tak hanya itu, istri dari Sumrohadi (39) ini pun nekat berhenti menjadi Perawat di RSI Khodijah Kebumen sejak 2011 lalu untuk menekuni usaha tersebut.

Dia Optimis, usaha rintisannya bisa maju dan berkembang serta bisa mendatangkan rejeki berlipat. Saat dijumpai dirumahnya, Selasa (2/10, Tri Wahyuningsih (37) mengisahkan usahanya dimulai sekitar 2008, Awalnya hanya iseng membuatkan suplemen berupa susu kedelai hitam untuk bapak kandungnya yang menderita diabetes. Selang beberapa minggu pemakaian, penyakit yang diderita ayah kandungnya mulai membaik.

" Akhirnya beberapa tetangga yang mengetahui hal tersebut pin ikut pesan untuk dibuatkan suplemen tersebut. "kata dia.

Tri mengetahui kalau kedelai hitam tergolong bagus untuk kesehatan, dari situlah pemikiran untuk menjadikannya sebagai peluang usaha muncul.

"Alhamdulillah bisa bertahan sampai sekarang," imbuhnya

Dalam sehari, dia bisa memproduksi sekitar 50 kilogram kedelai atau 180 bungkus ukuran 200 gram. Tetapi jika ada pesanan, jumlah tersebut bisa bertambah. Pasarnyapun cukup luas, diantaranya Kebumen, Purworejo, Yogyakarta, Jakarta, Kalimantan dan Sumatera.


Syarat Halal.
Produk tersebut sudah cukup memenuhi syarat dengan telah memiliki sertifikat halal dari MUI dan telah terdaftar di Departemen Kesehatan RI. Dengan ketekunan yang dimiliki, ibu tiga anak tersebut belum lama ini didaulat menjadi wakil Kabupaten Kebumen dalam lomba IKM Pangan Award Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jateng di ajang Festival Industri Makanan Jawa Tengah 2012.


Pada kesempatan tersebut Tri berhasil meraih juara harapan dua dan akan dikirim lagi ketingkat nasional untuk mengikuti ajang yang sama.


Dia menuturkan, sampai saat ini masih terdapat beberapa kesulitan produksi, karena masih menggunakan alat manual.
Sebenarnya pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kebumen sudah mengunjungi lokasi pabrik susu tersebut dan berjanji akan memperhatikan.


"Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut,"kata Tri
Untuk membuat susu kedelai hitam, dia mempekerjakan empat orang karyawan. Pekerja bertugas menyelesaikan proses mulai dari pemilihan kedelai, pembersihan, penggorengan, pemecahan, penggilingan hingga proses pengemasan kedelai hitam yang sudah berbentuk bubuk.


"Kami biasa menjualnya di apotek, rumah makan dan swalayan. Harga eceran mulai Rp. 18.000 sampai Rp. 20.000 per bungkus," papar dia.

 

Sumber Suara Merdeka

mym Juli 2019.pdf