Perajin Anyaman Pandan Kurang Bahan Baku

KEBUMEN – Tanaman pandan di Kebumen, dibabat habis oleh pemiliknya saat ekspor anyaman pandan terpuruk, akibat krisis ekonomi global pada 2005 – 2006 lalu.

Namun di saat kondisi ekspornya telah pulih, para perajin anyaman pun kelabakan, karena kekurangan daun pandan sebagai bahan baku anyaman.
 
"Akibat pembabatan yang tak disusuli dengan peremajaan tanaman itu, jumlah tanaman pandan di 6 kecamatan di Kebumen, saat ini tak mampu mencukupi kebutuhan produksi anyaman," ungkap Sampuji (40) pengepul anyaman pandan, warga Dukuh Istana Kunci Desa Grenggeng Kecamatan Karanganyar Kebumen di kebunnya, Rabu (26/9).

Menurut Sampuji, dirinya setiap minggunya hanya mampu mengirim 1.000 kodi ‘complongan’ atau anyaman setengah jadi kepada produsen barang jadi anyaman pandan di Tasikmalaya, Solo, Yogja dan Bali. Padahal order dari para produsen itu bisa mencapai 10 ribu kodi perminggunya dengan harga Rp 120 ribu per kodi.

"Akibat terbatasnya daun pandan, kecepatan berproduksi jelas tak bisa mengimbangi besarnya pesanan. Padahal jumlah penganyam cukup banyak, tersebar di sejumlah desa di 6 kecamatan, yaitu Karanganyar, Gombong, Sadang, Karanggayam, Karangsambung dan Sruweng. Para pengepul lain ternyata mengeluhkan problem yang sama," jelas Sampuji. (Dwi/Red)(KRjogja.com)

144612.jpg kebumenkab.go_.id13032017a_.jpg