Penerapan Kartu Tani Terkendala EDC
KEBUMEN - Setelah diluncurkannya Kartu Tani pada Kamis (12/1) lalu ternyata tidak langsung dapat digunakan. Sejumlah kendala masih dialami oleh program dari Pemprov Jawa Tengah itu. Berbagai kendala dihadapi yakni belum semua Kios Pupuk Lengkap (KPL) yang ditunjuk sudah dilengkapi dengan mesin Electronic data capture (EDC), sebuah mesin gesek transaksi perbankan. Selain itu, saat ini di Kabupaten Kebumen baru ada 145 KPL dari 460 desa/kelurahan.
Pemimpin Cabang Bank BRI Kebumen Arief Alamiarto, sebagai bank mitra program Kartu Tani mengakui belum semua KPL di Kabupaten Kebumen dilengkapi dengan mesin EDC. "Baru dua KPL yang sudah terpasang EDC," kata Arief Alamiarto, kepada Kebumen Ekspres, kemarin.
Arief menargetkan, paling lambat Oktober mendatang semua KPL yang ada di Kabupaten Kebumen terpasang EDC. Sehingga petani yang transaksi menggunakan Kartu Tani akan mendapatkan layanan optimal. "Tapi sekarang di KPL yang sudah terpasang EDC sekarang juga sudah bisa dijalankan," ujarnya.
Dia menjelaskan, melalui program Kartu Tani Bank BRI turut mendorong mewujudkan program pemerintah Nawacita dalam bidang ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan di Indonesia. Sampai dengan medio Januari 2017, di Kabupaten Kebumen, Bank BRI telah telah tercetak dan didistribusikan Kartu Tani kepada 42.920 petani. Dengan rincian 16.521 kartu di Bank BRI Cabang Kebumen dan 26.399 di Bank BRI Cabang Gombong.
Jumlah tersebut masih kurang 57.206 kartu yang belum tercetak dari total 100.126 petani sasaran Kartu Tani di Kebumen. "Kita lakukan secara bertahap, targetnya bulan April selesai semua," tegasnya.
Untuk diketahui, Kartu Tani sendiri merupakan kartu identitas bagi petani yang sekaligus berfungsi sebagai kartu debit (ATM). Kartu tersebut diterbitkan oleh Bank BRI yang berisi database petani. Data tersebut bersumber dari pemerintah yang terdiri atas data petani dengan system by name by address, data lahan, dan data komoditas.
Dengan Kartu Tani, kata Arief, petani akan mudah untuk mengakses jasa layanan perbankan baik simpanan maupun pinjaman. Terutama KUR dan transaksi pembelian sarana produksi pertanian. "Program ini merupakan yang pertama di Indonesia, jika ini sukses maka akan menjadi contoh bagi provinsi lainnya," imbuhnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen, Pudji Rahaju, mengatakan petani yang ingin menikmati pupuk bersubsidi harus terdaftar dalam program kartu tani. Apabila membeli pupuk tanpa menggunakan kartu tani maka dikenakan harga eceran bukan subsidi. "Semua petani wajib memiliki kartu tani untuk memperoleh pupuk bersubsidi," ujarnya.
Dijelaskan Pudji, petani yang ingin membeli pupuk bersubsidi menggunakan kartu tani cukup datang ke Kios Pupuk Lengkap (KPL). Di Kebumen sendiri, jumlah KPL yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebanyak 145 KPL. Setiap KPL nantinya bisa melayani dua sampai tiga desa dalam satu kecamatan.
Adapun alokasi pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Kebumen tahun 2017 yaitu Urea sebanyak 25.380 ton, SP 36 sebanyak 5.915 ton, ZA sebanyak 4.900 ton, NPK sebanyak 11.195 ton, dan pupuk organik 7.500 ton. Sedangkan harga jual subsidi untuk Urea Rp 1.800, SP36 Rp 2.000, ZA Rp 1.400, NPK Rp 2.300, dan pupuk organik Rp 500. (ori)(kebumenekspres.com)