Bupati Kebumen Minta Pejabat Setia ke Pimpinan dan Keluarga

KEBUMEN,  – Ada pesan khusus yang disampaikan oleh Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad kepada para pejabat struktural yang baru dilantik di Alun-alun Kebumen, kemarin. Pejabat di jajaran Pemkab Kebumen diminta untuk setia kepada pimpinan dan keluarga.

Jelas loyalitas kepada pimpinan diperlukan oleh seorang abdi negara. Tetapi taat kepada pimpinan adalah taat yang  tidak dilakukan secara membabi buta. Saling mengingatkan termasuk saat pimpinan melakukan hal yang dianggap tidak benar.

Tidak kalah penting, seorang pejabat harus setia kepada keluarga. Pasalnya, dalam keluarga yang tenteram dan harmonis akan berdampak pada kualitas kinerja.

“Di balik laki-laki yang sukses ada perempuan hebat. Itu adalah istrinya. Sedangkan jika ada laki-laki yang awalnya sukses tetapi menjadi menurun ada perempuan ‘hebat’ di belakangnya. Yang jelas itu bukan istrinya,” ujar Yahya Fuad
saat menyampaikan sambutan saat pengukuhan dan pengangkatan pejabat struktural di jajaran Pemkab Kebumen di Alun-alun Kebumen, baru-baru ini.

Dari pantauan suaramerdeka.com, kata-kata bupati tersebut cukup membuat sebagian pejabat saling berbisik. Maklum akhir-akhir ini, isu perselingkuhan pejabat di jajaran Pemkab Kebumen cukup santer beredar di kalangan birokrat.

Lebih lanjut, Yahya Fuad menegaskan bahwa tidak ada sepeser uang pun sebagai mahar adanya mutasi maupun promosi para pejabat. Sebab, penempatan pejabat disesuaikan dengan potensi yang dimiliki.

“Ada pejabat yang diharuskan membuat mini paper untuk mengetahui rekam jejak dan visi misi. Sehingga setelah dilantik pejabat langsung bekerja dengan sebaik-baiknya,” ujar Yahya Fuad.

Bupati menegaskan tidak ada pungutan untuk mutasi maupun promosi. Jika ada pihak yang mengaku bisa menempatkan seorang pejabat di posisi tertentu itu adalah bohong.

Selanjutnya, kepada pejabat yang baru dilantik bupati mengingatkan tidak hanya mengurusi hal-hal yang bersifat rutinitas. Seorang pimpinan harus terus berupaya menciptakan inovasi demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat. “Kalau hanya mengurusi rutinitas, tanpa bupati atau kepala dinas semua sudah bisa jalan dengan sendirinya,” tandas Yahya Fuad.
(Supriyanto/CN40/SM Network)suaramerdeka.com