101 Desa Diwaspadai Banjir

KEBUMEN – Intensitas hujan yang semakin tinggi, akhir-akhir ini diantisipasi Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen dengan menyiapkan siaga darurat banjir, longsor, dan angin kencang.

Di kabupaten berslogan ‘’Beriman’’ ini tercatat ada 101 desa rawan banjir yang tersebar di 16 kecamatan. Sedangkan rawan longsor tercatat 118 desa yang tersebar di 14 kecamatan.

‘’Untuk longsor malah sudah beberapa kali terjadi di Karangsambung,’’ kata Kasi Logistik Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Kebumen Basori, Selasa (27/9).

Menurutnya, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sampai September ini, hujan di wilayah Jateng di atas normal yakni 51-200 ml.

Termasuk di Kebumen. Kondisi tersebut mengakibatkan curah hujan tinggi, di mana enso (elnino dan perbedaan tekanan udara) diproduksi menjadi lanina lemah (berdampak pada bertambahnya intensitas curah hujan) dan masih ada potensi meningkat pada bulan-bulan ke depan.

Terkait hal tersebut, Gubernur Ganjar Pranowo memerintahkan kabupaten/kota di wilayah yang dipimpinnya mewaspadai banjir. Pemkab Kebumen pun merencanakan siaga darurat banjir, longsor, dan angin kencang.

Siaga Darurat

‘’Saat ini sedang diproses dan akan dilaksanakan rapat koordinasi dengan BPBD provinsi 4 Oktober mendatang,’’ imbuh Basori. Dalam siaga darurat nanti, kata Basori, akan dibuka 4 posko yang terdiri atas posko induk di Kantor BPBD Jalan Arumbinang Kebumen, wilayah Prembun, Petanahan, serta wilayah Gombong.

Empat posko tersebut masingmasing akan ditambah jumlah personelnya, yang biasa hanya ditangani 3 orang.

Pihaknya juga akan menyiapkan peralatan penanganan kebencanaan antara lain perahu karet, mesin pelampung serta logistik. Kesiapsiagaan tersebut agar penanganannya cepat dan tepat.

Saat ini pihaknya juga menyediakan logistik berupa 5 ton beras serta sembako seperti mi, gula, teh, minyak serta anggaran dari dana strategis tanggap darurat Rp 2 miliar.

Namun dana tersebut digunakan untuk semua kegiatan penanggulangan kebencanaan, termasuk logistik. Terkait antisipasi banjir bandang seperti yang terjadi di Garut Jabar, lanjut Basori, gejalanya dapat dilihat dari permukaan air sungai yang keruh, bercampur ranting pohon serta terjadi peningkatan volume air yang drastis.

Di Kebumen, potensi banjir bandang justru berada di wilayah pegunungan yakni Karanggayam dan Karangsambung. Basori berharap penanganan bencana perlu keterlibatan semua pihak, terutama masyarakat. (K5)

sumber : suaramerdeka.com