Beri Pendidikan Politik bagi Pelajar, KPU Blusukan ke Sekolah
KEBUMEN - Pemilu selama ini sering dipahami sebagai suatu kegiatan yang sangat serius dan menegangkan bagi sebagian masyarakat. Pemahaman tersebut sebagai warisan masa lalu, bahkan masih sering dialami generasi muda. Sehingga mengakibatkan sikap acuh dan malas berbicara, bahkan terlibat dalam kepemiluan.
Menyadari hal tersebut, KPU Kebumen mencari terobosan dengan "blusukan" atau kunjungan ke sekolah-sekolah. Dengan maksud untuk mengajak siswa SMA, SMK, dan MA terlibat aktif dan memahami soal kepemiluan.
Ketua KPU Kebumen Paulus Widyantoro, mengatakan acara tersebut mengambil waktu jam pelajaran PKn yang salah satu materi pelajarannya membahas demokrasi. Diskusi selama dua jam pelajaran atau dua kali 45 menit, para siswa diajak untuk memahami demokrasi di Indonesia.
Para siswa juga dikenalkan sistem pemilu, memahami arti pentingnya pemilu di negara demokrasi, mengidentifikasi kriteria pemilih dan bukan pemilih, serta membahas bahaya politik uang dalam pemilu. "Metode yang digunakan yaitu dengan mengadopsi metode bridge," kata Paulus Widyantoro, di dampingi anggota KPU Divisi Teknis Khusnul Khotimah, Kamis (22/9/2016).
Paulus menjelaskan, metode bridge yaitu dimana siswa diposisikan sebagai subyek dalam pembelajaran, bukan semata-mata obyek kegiatan sosialisasi. Siswa tidak hanya diberi ceramah tapi diajak berdiskusi. "Sehingga ada komunikasi interaktif antara fasilitator dengan siswa maupun antara siswa sendiri," ujarnya.
Selain itu. lanjut Paulus, penyampaian materi juga dilakukan dengan pola permainan. Tanpa banyak kata siswa dapat memahami dan menyimpulkan substansi dari materi yang disampaikan.
Melalui kegiatan tersebut, Paulus berharap, dapat memberikan pendidikan pemilih khususnya kepada kelompok pelajar SLTA. Sehingga nantinya menjadi pemilih yang rasional dan cerdas, dengan cara memahami sistem demokrasi, kepemiluan dan hak-hak politik warganegara.
Roadshow KPU tahun ini, kata Khusnul, dilaksanakan di 16 sekolahan. Yang terdiri dari SMA, MA dan SMK baik negeri negeri maupun swasta di 11 kecamatan. "Yang bukan termasuk kecamatan wilayah perkotaan. Yaitu kecamatan Sempor, Sadang, Karanggayam, Alian, Mirit, Buluspesantren, Klirong, Petanahan, Kuwarasan, Buayan dan Rowokele," terangnya sembari berhharap kegiatan seperti ini menjadi program rutin tahunan. (ori)(kebumenekspres.com)