Evakuasi Korban Longsor Terkendala Medan ; Bencana Intai Jalur Mudik

KEBUMEN- Evakuasi korban longsor di Desa Sampang, Kecamatan Sempor, Kebumen, terkendala medan curam. Penanganannya pun hanya manual, karena tidak ada akses masuk bagi ekskavator atau alat berat lainnya menuju lokasi longsor yang terdapat material menggunung tersebut.

Lokasinya berada sekitar 4 km dari jalur Kebumen-Banjarnegara di wilayah pegunungan tersebut. Kondisi itu sempat di singgung Komisi D DPRD Kabupaten Kebumen saat rapat bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Sumber Daya Air Energi Sumber Daya Mineral (SDAESDM) Kabupaten Kebumen, Selasa (21/6).

Rapat yang dipimpin Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Kebumen Wijil Tri Atmojo itu dihadiri Kepala DPU Kabupaten Kebumen Slamet Mustolkhah, Kabid Bina Marga Haryono Wahyudi, Kabid Sungai dan Pantai Rejo serta Plt Kabid Irigasi pada Dinas SDAESDM Kuswanto.

Dalam kesempatan itu, Wijil menanyakan tidak berfungsinya dua ekskavator, dari tiga yang dimiliki pemkab. “Mestinya, ada atau tidaknya ekskavator itu tetap harus disiapkan untuk penanganan bencana,” terang Wijil.

Maklumi Kesulitan

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kebumen Bagus Setiyawan memaklumi kesulitan mengevakuasi korban longsor, karena terkendala medan. Kendati demikian, petugas dan sukarelawan masih terus melakukan pencarian korban yang belum ditemukan.

Mereka yang melaksanakan kerja bakti sejak Minggu (19/6) itu, dari tim gabungan antara lain dari BNPB, BPBD Provinsi Jateng, BPBD Kebumen, Kodim 0709/Kebumen, Polres, Satpol PP, PMI, SAR, RAPI, Orari, Menwa, Banser serta Pramuka sebanyak 365 orang. Penanganan saat Puasa itu, dengan sistem bergantian. “Kami akan terus berupaya mencari korban sampai ketemu,” terang Kabid Logistik dan Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen Muhyidin.

Pada hari pertama dan kedua evakuasi, ditemukan jenazah Poniem (50), Satimun (40), dan Sari atau istri Satimun (35). Sedangkan hari ketiga pada Selasa (21/6) nihil. Sehingga masih terdapat tiga korban longsor lagi yang belum ditemukan, yakni Sanrustin (55), Marsiem (50), dan Sutinem (25), yang tengah hamil 7 bulan. Muhyidin menjelaskan, proses evakuasi korban pada saatnya nanti akan dihentikan. “Nanti akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan Dandim selaku komandan lapangan dalam penanganan evakuasi korban tersebut,” imbuhnya.

Dandim 0709/Kebumen Letkol Czi Priyo Sambodo menegaskan, evakuasi maupun kerja bhakti masih terus berlanjut. Tidak hanya di lokasi longsor, tetapi juga di sejumlah titik banjir yang kini sudah menyusut. Kegiatan yang diikuti anggota TNI, Polri, serta lainnya itu antara lain di Rowokele, Ayah, Buayan, dan Sempor.

Jalur Mudik

Peringatan bagi para pemudik yang akan merayakan Lebaran di kampung halamannya. Sebab, bencana alam mengintai sejumlah jalur mudik yang akan dilalui para pemudik. ’’Potensi banjir dan tanah longsor masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan. Nah, bencana tersebut mengancam masyarakat yang melewati sejumlah jalur mudik,’’ tutur Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (21/6).

Dia pun mencontohkan adanya hujan lebat di sejumlah wilayah Jateng sepanjang akhir pekan lalu yang telah menyebabkan tanah longsor dan banjir serta menelan korban jiwa. Beberapa di antaranya diketahui terjadi di sejumlah jalur mudik. ’’Maka dari itu kami minta agar para pemudik tetap waspada,’’pesan dia.

Pemudik juga diminta meningkatkan kewaspadaannya, BNPB juga tidak tinggal diam. Sutopo menjelaskan untuk mengantisipasi, pihaknya membagikan setidaknya 10 ribu lembar peta mudik rawan bencana bagi para pemudik. Penyebaran peta mudik tersebut dikhususkan untui jalur-jalur mudik di Jawa, Sumatera dan Bali. ’’Selain memperlihatkan kawasan rawan bencana, dalam peta juga dilengkapi alamat BPBD setempat dan nomor-nomor kontak petugas BPBD,’’papar pria yang juga tenaga pengajar S2 dan S3 di sejumlah perguruan tinggi negeri Tanah Air tersebut.

Sutopo meminta agar kewaspadan tidak hanya terhadap jalur mudik, melainkan saat berada di kawasan wisata. Di sisi lain, kewaspadaan tinggi juga harus dilakukan warga yang berada di DIY. Sebab, peringatan dini akan adanya potensi hujan deras dan angin kencang sudah dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jogja. (K5,K15-32)

 

sumber : suaramerdeka.com