Disediakan 400 Nasi Bungkus ; Untuk Sahur dan Buka

GOMBONG – Dapur umum PMI Kebumen bersama BPBD yang dibuka sejak Minggu (19/6) lalu di Balai Desa Sampang Kecamatan Sempor menyediakan 400 nasi bungkus untuk makan sahur dan buka puasa bagi warga korban bencana tanah longsor dan sukarelawan. Dapur umum itu ditangani sukarelawan PMI Kebumen dan dikoordinasi Heru Wardoyo, staf Markas PMI.

Menurut Heru, warga yang terdampak bencana tanah longsor di Dusun Semampir Desa Sampang sebagian masih mengungsi. Ditambah para sukarelawan anggota TNI, Polri, Tim Basarnas Cilacap dan Semarang serta PMI dan BPBD setiap hari tak kurang dari 400 orang. “Siang hari kadang ada sukarelawan yang tak kuat berpuasa, tetap kami sediakan nasi bungkus. Namun bagi yang kuat berpuasa sampai sore hari kami sediakan makan untuk berbukat puasa dan sahur,” jelas Heru di dapur umum Balai Desa Sampang saat menerima kunjungan Sekda Kebumen Adi Pandoyo didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kebumen Eko Widianto.

Dia mengakui, tetap akan membuka dapur umum hingga masa tanggap darurat selama sepekan di Desa Sampang hingga enam korban jiwa yang tertimbun longsor ditemukan. Hingga sore kemarin tiga korban masih terkubur dan evakuasi terus dilakukan Tim Basarnas dan sukarelawan TNI, Polri, PMI serta BPBD.

Batu Besar

Menurut Sekda, kendala dalam mencapai korban jiwa yang terkubur longsor di perbukitan Dusun Sempor, Desa Sampang itu karena tanah berlumpur bercampur batu besar serta pepohonan yang roboh. Sedangkan alat berat tidak bisa menjangkau lokasi yang jalannya berupa jalan desa tanah dan cor beton. Untuk sampai lokasi harus naik motor trail.

“Kami sempat memikirkan batu besar itu dipecah dengan dinamit. Namun juga ada risiko. Sedangkan alat berat tidak bisa masuk sampai lokasi,” jelas dia yang meminta PMI dan BPBD tetap membuka dapur umum hingga evakuasi berhasil menemukan tiga korban jiwa. Tri Joko dari Basarnaas Semarang di Posko Bencana Dusun Semampir Desa Sampang mengakui sulitnya lokasi bencana. Akibatnya pencarian dan evakuasi korban dilakukan manual dengan menggali tanah longsor di perbukitan yang juga dipenuhi batu besar.

Polda Jateng juga telah menerjunkan anjing pelacak selama dua hari ini ikut membantu melakukan evakuasi tiga korban. Kendala lain di lokasi bencana yang berjarak sekitar empat kilometer dari jalan tembus Gombong-Banjarnegara itu tidak ada sinyal HP.

Belum lagi aliran listrik sering padam, sehingga penerangan di posko dan lokasi bencana menggunakan genset. Namun Tim Basarnas Cilacap dan Semarang dibantu TNI dan Polri serta sukarelawan terus berupaya mencari tiga korban yang tertimbun bukit sejak Sabtu petang lalu.(B3-32)

sumber : suaramerdeka.com