KEBUMEN - Selain dikirim ke beberapa kota besar seperti Jakarta dan Bandung, pepaya jenis 'Calina' hasil budidaya petani Kebumen, berhasil menembus pasar Singapura. Imbasnya, sejumlah negara Asia non tropis yang kini tengah musim panas, berminat pula dikirimi buah ini.

" Sekitar sebulan lalu saat permintaan pepaya dari dalam negeri cukup tinggi, Singapura ternyata minta dikirimi pepaya kami. Bahkan setelah itu, sejumlah negara Asia yang kini sedang musim panas pun minta dikirimi juga. Sayangnya, mengingat keterbatasan tenaga, kami baru bisa memenuhi permintaan Singapura saja," ujar pengepul pepaya asal Desa/Kecamatan Petanahan Kebumen, Wasno, di kebun pepaya Desa Tanggulangin Kecamatan Klirong Kebumen, Senin (30/05/2016).

Keberhasilan menembus pasar Singapura tersebut menurut Wasno disebabkan kualitas buah yang memenuhi kriteria pasar negeri itu. Diantaranya, rasa manis dan kandungan airnya yang cocok dengan selera konsumen di sana.

" Rasa manis dan segar pepaya Kebumen kemungkinan disebabkan kondisi tanah yang cocok untuk tanaman pepaya. Juga, jenis pupuknyayang kebanyakan adalah organik seperti kompos," jelas Wasno.

Memenuhi pasar ekspor buah segar seperti pepaya menurut Wasno bukanlah urusan mudah, khususnya dalam hal penyortiran buah pasca dipanen. Kriteria buah yang memenuhi syarat diekpsor adalah buah kelas A atau kelas super, yang terlihat segar, setengah matang dan berkulit buah mulus tanpa cacat sedikitpun.

" Padahal, panen pepaya di musim penghujan pasti didapati buah-buah yang terserang jamur," ujar Wasno.

Mengingat ketatnya persyaratan kualitas tersebut, hingga akhir Mei 2016 Wasno belum bisa memenuhi permintaan negara-negara lain selain Singapura.

" Mengingat terbatasnya jumlah tenaga sortir, padahal kami harus menyortir buah secara teliti agar tak terkena komplain, kami pun belum bisa memenuhi permintaan negara-negara Asia non tropis.Untuk menghasilkan 10 ribu pepaya kelas super per minggu saja, tenaga sortir kami sudah sangat kewalahan," ujar Wasno. (Dwi)

(KRjogja.com)