Bangunan RSUD Kebumen Dikeluhkan ; Banyak Kekurangan dan Kerusakan

KEBUMEN – Gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soedirman di Jalan Lingkar Selatan Kebumen sampai sekarang belum sempurna, kendati telah dibangun sejak 2009-2014 dengan dana Rp 181,2 miliar. Kondisi bangunan sering dikeluhkan, karena masih banyak kekurangan.

Bahkan, sarana dan prasarana bangunan yang baru ditempati tahun lalu itu masih belum lengkap, di antaranya drainase. Gedung megah di lahan seluas 12.800 m2 itu masih ditemui sejumlah kerusakan, antara lain tembok retak, keramik pecah, dan plafon ambrol. Kondisi tersebut selain menganggu pemandangan, juga membuat pengunjung khawatir.

Terlebih kerusakan-kerusakan yang terlihat di depan mata dan belum ada penanganan dari pihak terkait. Di antaranya di ruang tunggu klinik 14 terdapat plafon jebol serta di samping timur ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang dipasang spanduk larangan merokok terdapat tembok retak.

Kabid Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kebumen Supangat mengemukakan, penanganan kerusakan di gedung tersebut menjadi tanggung jawab RSUD sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). ”Jadi kami tidak mengalokasikan dana untuk perbaikan maupun perawatan gedung RSUD,” katanya.

Sementara Kabid Penunjang Medis dan Nonmedis RSUD Dr Soedirman Kebumen Kusbiyantoro secara terpisah berharap ada alokasi dana dari pemkab. ”Apalagi sejak kami terima, sarasa dan prasarana RSUD yang ada juga belum sempurna,” terang Kusbiyantoro. Dia menambahkan, pengelolaan BLUD selama ini hanya menyangkut kegiatan operasional RSUD.

Untuk itu, pihaknya berkoordinasi lebih lanjut dengan Bidang Cipta Karya pada DPU Kebumen serta memanggil konsultan perencanaan untuk menyempurnakan pembangunan rumah sakit tersebut. Termasuk besaran kebutuhan dananya nanti akan diusulkan kepada bupati.

Atap Bocor

Drainase yang mengelilingi RSUD Dr Soedirman juga dikeluhkan. Selama ini rumah sakit tersebut kerap ditemui genangan air saat hujan. Baik di depan, samping, maupun belakang gedung. Bahkan, di dalam bangunannya terdapat tetesan air dari atap yang bocor.

Pihak terkait sempat menginventarisasi kerusakan RSUD dan kebutuhan dana untuk perbaikannya mencapai Rp 500 juta-Rp 750 juta. Namun jumlah itu belum menyentuh kebutuhan dana untuk pembangunan drainase rumah sakit tersebut.

”Kalau untuk perbaikan seperti ini (atap bocor-Red), Insya Allah bisa ditangani oleh RSUD. Namun jika sampai membiayai pembangunan drainasenya, tentu kami agak keberatan,” terang Kusbiyantoro.

Pembangunan RSUD yang dimulai pada 2009 itu menggunakan dana dari berbagai sumber yakni APBN, APBD I dan APBD II. Pembangunannya sempat tersendat karena terbatasnya kemampuan APBD Kebumen. Hal itu sempat mengakibatkan mangkraknya gedung yang telah dibangun.

Hingga kemudian, Bupati Buyar Winarso terdapat kebijakan untuk percepatan pembangunan dengan menggunakan pengikatan dana APBD untuk kegiatan tahun jamak atau multiyearsdengan total anggaran Rp 114.785.000.000. Namun saat pembangunannya dilanjutkan, justru gedung yang telah berdiri tampak rusak karena tidak dirawat.

Selain pembangunannya tidak kunjung sempurna, RSUD juga belum memenuhi syarat kenaikan kelas dari C ke B. Di antaranya belum memiliki dokter spesialis bedah mulut, bedah plastik, urologi, bedah syaraf, kedokteran forensik, subspesialistik, kesehatan anak, serta sub spesialistik opstetri dan gineakologi. (K5-42)

 

sumber : suaramerdeka.com