Satu Distributor Mundur, Pasokan Pupuk Sempat Dikhawatirkan Tersendat

KEBUMEN – Satu distributor pupuk di Kabupaten Kebumen "mengundurkan diri". Sehingga dari lima yang tersisa kini membutuhkan satu distributor lagi. Kondisi itupun membuat sejumlah kalangan khawatir pasokan pupuk bagi petani di Kota Beriman terganggu.

Pasalnya, kebutuhan pupuk di Kebumen selama ini sudah ideal dengan ditangani minimal enam distributor. Sementara kebutuhan pupuk di Kebumen mencapai 26.400 ton. "Selama ini memang kita punya enam distributor pupuk. Dan belakangan satu distributor mengundurkan diri," ungkap Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Kebumen Sudarmaji, Jumat (22/4/2016).

Satu distributor yang mengundurkan diri itu yakni Koperasi Jas Usaha Bersama (KJUB) Usaha Mandiri. Dengan demikian, dari tersisa lima distributor yang ada di Kebumen masih butuh satu distributor lagi. Hingga kemudian dipenuhi dengan berdirinya CV LM yang beralamat di Desa Muktisari, Kecamatan Kebumen. Distributor milik Lasminingsih itu pun lantas mendapat kunjungan dari Komisi B DPRD Kabupaten Kebumen.

Kunjungan Komisi B yang diketuai Sudarmaji itu diikuti Sekretaris Akhsin, dan sejumlah Anggota Komisi B antara lain Agus Khamim serta Ermi Kristanti.
Dikatakan Sudarmaji, kunjungan ke distributor pupuk baru itu untuk melihat kelengkapan sarana dan prasarananya, antara lain terkait surat-surat, kantor, serta fisik gudang dan administrasi.  "Kami mengapresiasi berdirinya distributor pupuk tersebut. Karena memang, idealnya penanganan pupuk di Kebumen minimal ditangani enam distributor," terangnya.

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga melihat gudang CV LM. Dan ternyata pupuk Urea  menumpuk hingga 206 ton. Jadi, mengenai isu kelangkaan pupuk yang kerap muncul selama ini sebenarnya tidak ada.  "Buktinya pupuk di gudang distribusi menumpuk. Jadi permasalahannya ada pada pendistribusian yang mengalami kendala seperti keterlambatan waktu," imbuh politisi Partai Gerindra itu.

Pihaknya juga melihat kecenderungan petani yang tidak melakukan persiapan terlebih dahulu untuk membeli pupuk. Mereka membeli pupuk saat butuh pada saat itu saja. Sehingga di saat bersamaan maka sistribusi yang dilakukan distributor tidak mencukupi. "Karena pupuk tesedia dan petani butuh pupuk, maka jangan sampai ada isu kelangkaan pupuk lagi," tandas Sudarmaji sembari menambahkan, penebusan, distribusi, dan kebutuhan harus berjalan linier.

Dari pupuk yang menumpuk di gudang tersebut akan disalurkan pada musim tanam kedua.  Pengelola distributor pupuk  CV Tunggal Jaya Marsudiyanto mengemukakan, dalam penanganan distribusi pupuk pihaknya baru saja dikumpulkan oleh PT Pusri. Dalam pertemuan tersebut juga disampaikan  terkait sistem pembayaran tebusan yang dapat menggunakan jaminan aset.  (mam) (kebumenekspres.com)