Curug Sikebut, Keindahan yang Tersembunyi

KEINDAHAN alam Kabupaten Kebumen tidak pernah habis untuk dieksplorasi. Di sepanjang pesisir selatan, berjajar pantai dari Kecamatan Mirit hingga Ayah yang menawarkan keindannya masing- masing. Adapun di bagian utara, tersimpan berbagai potensi wisata di balik hijaunya perbukitan.

Puluhan air terjun tersembunyi di antara rimbun bukit di daerah dikenal dengan kawasan Petai Sewu tersebut. Satu di antaranya Curug Sikebut yang berada di Desa Ginandong, Kecamatan Karangayam. Curug Sikebut berjarak sekitar 25 km dari pusat Kota Kebumen dan 14 km ke utara dari Kecamatan Karanganyar.

Curug Sikebut terletak lereng Bukit Keseneng (338 mdpl) dan Bukit Igir Kunir (402 mdpl). Bukit yang berada di kawasan hutan negara yang dikelola Perhutani tersebut menjadi hulu dari Curug Kedondong di Desa Gunungsari, Kecamatan Karanggayam.

Sebenarnya, curug yang ada di Dusun Sibelet itu berjarak sekitar 200 meter dari perkampungan penduduk. Namun karena informasi yang masih kurang, banyak pengunjung justru menggunakan rute lain yang lebih jauh. Ada yang menyelusuri sungai di pinggiran hutan Desa Ginandong atau melalui hilir.

Namun dengan menyelusuri sungai tersebut, justru akan menemui sejumlah curug kecil, salah satunya Curug Ginandong. Wisatawan bukan hanya akan disuguhi pemandangan nan indah, tapi sepanjang perjalanan akan dihadapkan dengan jalur yang sangat menantang. Bagi pecinta petualangan, melalui jalur ini cukup menarik untuk dilalui.

Masih Alami

Ya, Curug Sikebut memiliki ketinggian sekitar 30 meter dengan dua aliran air yang terpisah dekat. Suasana alamnya masih alami dengan pemandangan hutan pinus juga kebun-kebun penduduk. Keunikan Curug Sikebut adalah gemericik air yang jatuh akan terhempas angin pegunungan membuat sensasi di bawah curug. Tak jarang muncul pelangi di bawah curug yang berada di anak Sungai Kedungtangkil ini.

Curug Sikebut bukanlah tempat wisata yang dikelola, sehingga tak ada fasilitas di sana. Selain itu, waktu yang tepat berkunjung ke Curug Sikebut adalah pada musim penghujan. Pasalnya, curug tersebut akan kering jika musim kemarau tiba. Bagi warga setempat, Curug Sikebut dianggap sebagai tempat keramat. Oleh karena itu, tak banyak penduduk yang sering datang ke sana.

Di kalangan warga beredar cerita, pernah ada mudamudi melakukan hal tak senonoh di Curug Sikebut. Pasangan itu lantas terkena bencana. Terlepas dari benar tidaknya cerita itu, cerita itu menyampaikan pesan leluhur agar menjaga tempat wisata dengan tidak melakukan hal amoral. (Supriyanto-32)

sumber : suaramerdeka.com